In-depth

Cabang Olahraga yang Pernah Diikuti Indonesia di Olimpiade: Bermula dari Renang, Atletik, dan Angkat Besi

Senin, 15 Februari 2021 19:30 WIB
Penulis: Shintya Maharani | Editor: Pipit Puspita Rini
© allenglandbadminton
Legenda Bulutangkis, Rudy Hartono. Copyright: © allenglandbadminton
Legenda Bulutangkis, Rudy Hartono.

INDOSPORT.COM – Berpartisipasi untuk pertama kalinya pada Olimpiade Musim Panas Helsinki 1952, Indonesia mengirimkan perwakilan paling sedikit di antara negara lainnya, yakni hanya tiga atlet dari tiga cabang olahraga (cabor).

Mereka adalah Habib Soeharko pada cabang renang, Soedarmojo untuk cabang atletik, dan Thio Ging Hwie di cabang angkat besi.

Percobaan pertama Indonesia pada Olimpiade belum menghasilkan apa-apa. Habib Soeharko gagal dalam babak penyisihan renang gaya dada 200 meter putra.

Soedarmojo yang turun di nomor lompat tinggi hanya berhasil mencapai peringkat ke-20, sedangkan Thio Ging Hwie mendapatkan peringkat kedelapan caabang angkat besi kelas ringan putra.

Barulah pada Olimpiade selanjutnya, Melbourne 1956, cabor sepak bola untuk pertama kalinya dikirimkan. Pada tahun itu, terdapat 20 atlet, yang 13 atlet di antaranya merupakan atlet cabang sepak bola putra, dan dua atlet perempuan.

Meski belum berkesempatan membawa medali pula, timnas sepak bola Indonesia berhasil lolos ke semifinal dan bertemu Uni Soviet dengan hasil imbang, 0-0.

Lalu pada Olimpiade Roma 1960, Indonesia mengikuti lebih banyak cabor. Ada delapan cabor, yakni  renang, angkat besi, atletik, layar, balap sepeda, menembak, tinju, dan anggar.

Adanya GANEFO, turnamen olahraga inisiasi Soekarno yang menuai kontroversi besar, membuat Indonesia tidak ikut pada Olimpiade Tokyo 1964.

Empat tahun setelahnya, Indonesia baru saja mengalami gejolak politik luar biasa karena adanya pemindahan kekuasaan dan peralihan orde lama ke orde baru.

Namun, pada Olimpiade Meksiko 1968, Indonesia berhasil maju dengan enam atletnya untuk cabor layar dan angkat besi. Indonesia pertama kalinya mengirimkan tim bulutangkis pada perhelatan selanjutnya, Olimpiade Muenchen 1972.

Dari sektor bulutangkis Indonesia berhasil meraih dua medali, yakni medali emas dan perunggu. Emas dipersembahkan oleh Rudy Hartono, sedangkan Ade Chandra/Christian Hadinata memperoleh perunggu.

Sayangnya, hal tersebut tidak tercatat karena kala itu bulutangkis masih menjadi cabang ekshibisi Karenanya, Susy Susanti-lah yang tercatat menjadi peraih medali emas Olimpiade pertama untuk Indonesia, bukan Rudy Hartono.

Setelah itu Indonesia terus konsisten mengirim atlet ke Olimpiade dengan lima hingga delapan cabor yang telah diikuti sebelumnya yaitu tinju, bulu tangkis, renang, loncat indah, panahan, atletik, layar, dan angkat besi.

Kecuali pada Olimpiade Moskow 1980, di mana saat itu Indonesia merupakan satu dari 58 negara yang memboikot pesta olahraga terbesar itu karena adanya perang antara Uni Soviet dan Afghanistan.

Pada gelaran Olimpiade Rio 2016, Indonesia mengutus 28 atlet untuk tujuh cabor, yaitu angkat besi, bulutangkis, renang, dayung, atletik, panahan, dan balap sepeda.

Dari tujuh cabor tersebut, Indonesia memperoleh satu medali emas dan dua medali perak. Mesli emas dipersembahkan pasanga ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dari cabang bulutangkis. Dua medali perak dipersembahkan oleh Sri Wahyuni Agustiani Eko Yuli Irawan dar cabang angkat besi.

Untuk Olimpiade Tokyo yang rencananya akan digelar pada 23 Juli–8 Agustus 2021, Indonesia sudah mengamankan beberapa cabor yang lolos ke Olimpiade di antaranya menembak, panahan, dan atletik.

Masih ada empat cabor lagi yang berusaha mendapatkan tiket lolos, yakni bulutangkis, angkat besi, selancar, dan panjat tebing.