Lawan Kanker, Powerlifter Vietnam Ini Tampil di 5 Edisi Paralimpiade

Kamis, 19 Agustus 2021 21:23 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© VNA/VNS/thestar
Atlet powerlifter Vietnam, Chau Hoang Tuyet. Copyright: © VNA/VNS/thestar
Atlet powerlifter Vietnam, Chau Hoang Tuyet.

INDOSPORT.COM - Atlet powerlifting dari Vietnam, Chau Hoang Tuyet, sebentar lagi akan berlaga di Paralimpiade Tokyo 2020.

Bukan kali pertama atau kedua, ini adalah partisipasinya yang kelima kali di ajang Olimpiade. Tentu, bukan waktu yang sebentar dan ia telah menunjukkan konsistensi serta dedikasi yang luar biasa di dunia olahraga.

“Ini adalah Paralimpiade kelima saya secara beruntun. Sebelumnya, saya sudah berkompetisi di Paralimpiade 2004, 2008, 2012, dan 2016,” ucapnya seperti dikutip dari laman vietnamnews.vn.

“Saya akan mengusahakan yang terbaik di kategori 55kh putri di Tokyo,” tambah atlet yang juga jago menjahit tersebut.

Chau Hoang Tuyet mengatakan, rutinitas latihannya belakangan sempat terganggu akibat pandemi Covid-19. Ia mengaku sudah cukup lama tidak terlibat dalam kompetisi-kompetisi besar untuk mengasah kemampuannya.

Meski begitu, ia yakin dirinya siap berkompetisi di Paralimpiade Tokyo 2020. Apalagi, ini adalah partisipasinya yang kelima dan ia tentu ingin menyumbang medali untuk negara yang dicintainya, Vietnam.

Chau Hoang Tuyet sendiri mengalami kelumpuhan pada dua kakinya saat usia enam tahun. Alhasil, ia hanya bisa mengandalkan dua tangannya untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Salah satu aktivitas yang kemudian membuatnya jatuh hati adalah menjahit. Beruntung, orang-orang terdekatnya pun sangat mendukung dirinya agar tidak mudah menyerah dalam menjalani hidup dalam keterbatasan.

Ternyata, hasil jahitan Chau Hoang Tuyet dianggap bagus dan diskuai banyak orang. Hanya saja, sepertinya pujian dan sanjungan terhadap hasil karyanya belum cukup membuat hati wanita yang satu ini puas.

Ia masih ingin mencari kebahagiaan yang lain ketimbang terus-terusan duduk di depan mesin jahit sepanjang hidupnya.

Hingga pada akhirnya, ia memutuskan terjun sebagai atlet olahraga powerlifting. Ia mulai berlatih dengan rajin dan tekun, meski situasi di sekitarnya bisa dibilang kurang mendukung.

Bahkan beberapa kali ia harus mengalami kesulitan setiap pergi ke gym. Pasalnya, tidak banyak gym yang ramah terhadap para pelanggan difabel.