Komunitas JLO Sebagai Solusi Atasi Balap Liar

Jumat, 14 November 2014 15:04 WIB
Penulis: Riki Ilham Rafles | Editor: Abinery Hamzano
 Copyright:
Otoclub Jadi Altenatif Mengurangi Balap Liar

Maraknya aksi balap liar di jalan-jalan utama baik di Jakarta maupun daerah-daerah lain turut membuat pengguna jalan yang lain menjadi resah. Resiko kecelakaan yang tinggi seperti tidak dihiraukan oleh pebalap liar. Bahkan tak sedikit dari mereka yang harus bersinggungan dengan aparat berwajib.

Walau begitu, Upaya kepolisian melakukan penindakan dan pencegahan balap liar seperti tidak pernah selesai. Para pebalap liar justru semakin banyak. Berbagai cara mereka tempuh agar bisa lepas dari penindakan polisi.

Dengan melihat kenyataan di lapangan itulah, maka upaya pencegahan balap liar tidak hanya bisa diserahkan kepada polisi semata. Peranan dari luar seperti komunitas atau klub mobil juga amat diperlukan untuk mendukung tindakan kepolisian juga menjadi penting.

Salah satu gerakan untuk menekan jumlah pebalap liar telah dirintis oleh sebuah komunitas, yakni Jabar Lancer Otoclub (JLO). Hingga saat ini JLO memiliki 84 anggota terdaftar yang tersebar di tiga daerah, yakni Bekasi, Karawang, dan Bandung. Walau terhitung masih sedikit, namun keseriusan mereka tidak bisa dianggap sebelah mata. Hal itu dibuktikan dengan bergabungnya mereka di bawah naungan Ikatan Motor Indonesia (IMI) wilayah Jawa Barat.

Berdiri sejak 2012, JLO tidak hanya bertujuan untuk menjadi ajang tukar informasi bagi sesama penggemar mobil merek Lancer saja. Tapi mereka juga turut aktif memfasilitasi anggota mereka yang ingin menyalurkan hobi balapan secara resmi.

“Kami di JLO juga sebenarnya juga memiiki tujuan untuk memfasilitasi bakat-bakat yang ada. Jadi jika ada yang punya kemampuan di balap tidak tersalurkan, kami disini ikut membantu mereka mengembangkannya,” ujar Ferry Mardihardjo selaku pendiri dan pembina JLO.

Pria yang akrab disapa dengan panggilan Pak Haji itu menambahkan, walau anggota JLO tidak ada yang berprofesi sebagai pebalap profesional, akan tetapi mereka disyaratkan menjadi anggota resmi IMI. Selain itu mereka juga dituntut untuk membangun kesadaran menjaga keselamatan dalam berkendara, baik saat balapan maupun saat berada di jalan umum.

Berbekal visi dan misi yang kuat itulah, kini JLO dikenal bukan hanya menjadi sebuah komunitas saja. Tetapi mereka juga dikenal karena prestasi di ajang balapan resmi seperti Sentul D2 dan beberapa kejuaran lain.

“Kalau prestasi sih alhamdulillah sampai sekarang sudah lumayan. Ada sekitar 20 lebih gelar yang berhasil kami dapatkan,” lanjut Ferry.

Di wilayah Jabodetabek memang tidak banyak kejuaraan drag race mobil resmi yang digelar pemerintah atau pihak swasta. Walaupun peminat olahraga ini terhitung banyak dan memiliki prospek yang bagus. Namun, dalam prosesnya memang tidak mudah bagi mereka yang ingin menjadi peserta.

Sejak masa persiapan mereka akan terbentur dengan sarana latihan. Mahalnya biaya sewa sirkuit sentul membuat mereka harus putar otak agar bisa mengetahui kemampuan mesin mobil sebelum bertanding.

"Kami dipaksa putar otak mencari tempat untuk test drive. Karena di Sentul itu biaya sewanya sangat mahal. Kalau tidak ada test drive kan sulit untuk mengetahui kemampuan mesin," ujar Micko selaku ketua JLO.

Dukungan dari pemerintah sebenarnya sangat dibutuhkan. Karena bagaimanapun, bila infrastruktur untuk ajang balap diberi dukungan, kemungkinan menjamurnya aksi balap liar bisa diminimalisir.

34