Beda Nasib Rio Haryanto dan 'Tuan Muda Konglomerat' Sean Gelael

Senin, 7 November 2016 20:10 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Yohanes Ishak
 Copyright:
Sean Lebih Kuat Secara Finansial daripada Rio

Baik Sean dan Rio memiliki kesamaan latar belakang, yakni sama-sama berasal dari keluarga pengusaha. Sean merupakan cucu dari Dick Gelael, konglomerat Indonesia yang mendirikan empat perusahaan besar di Tanah Air, yaitu PT Fast Food Indonesia Tbk, PT Gelael Supermarket, PT Finindo Foods Indonesia, dan PT Aneka Satwitra Sari Food.

PT Fast Food Indonesia sendiri merupakan perusaan yang menaungi waralaba KFC di Indonesia. Gelael membeli izin usaha KFC sejak 1978 dan merintisnya hingga saat ini. selain itu, Gelael juga merupakan pemilik jaringan supermarket Gelael.

Darah membalap Sean hadir dari sang ayah Ricardo Gelael yang merupakan seorang pembalap senior di eranya. Dengan berbekal jaringan bisnis yang menggurita, Sean tidak kesulitan untuk terus mendapat suntikan dana dan berlaga di dunia balap yang menjadi pilihannya.

Waralaba kelas dunia, KFC tersebut tentunya akan selalu sigap mengucurkan dana sebanyak apapun demi terus melangengkan karier Sean di dunia balap.

"Saya melihat ada 300-an pembalap yang memiliki bakat yang hampir sama dengan Sean. Jadi untuk bisa meningkatkan prestasinya dibutuhkan dana dan tim yang bagus," ujar Ricardo dalam salah satu kesempatan.

Berbanding terbalik dengan Sean yang tak kesulitan meraup dana, Rio justru harus pontang panting agar terus bertahan di ajang balapan F1. Ia didepak sebagai pembalap utama Manor karena tak kuasa melunasi sisa pembayaran kepada tim tersebut.

Rio bukan tanpa sokongan dana, semenjak merintis karier di dunia balap internasional, buku tulis Kiky tak pernah absen menjadi sponsor utama baginya. Kiky sendiri merupakan perusahaan produsen buku tulis dan kertas yang dimiliki Sinyo Haryanto, ayahanda Rio.

Sayangnya, kekuatan bisnis milik keluarga Rio tak se-powerful waralaba KFC di Indonesia yang gerainya mungkin mencapai ribuan. Dengan dana kuat, Sean Gelael mungkin tak akan sulit untuk menembus ajang balap F1 yang lebih condong ke arah bisnis ketimbang olahraga.

1.1K