Kandaskan Rider Kelas Dunia di TGA 2018, Gerry Salim Ungkap Pesan Berkelas

Minggu, 16 Desember 2018 10:16 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Gerry Salim bersama Germain Vincenot Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Gerry Salim bersama Germain Vincenot

INDOSPORT.COM - Ajang Trial Game Asphalt (TGA) 2018 memang sangat berbeda dibanding edisi pertama di tahun lalu.

Untuk pertama kalinya, ajang balap Supermoto itu menggelar kelas paling bergengsi, yakni FFA 450 Internasional atas keterlibatan tiga rider kelas dunia.

Tak tanggung-tanggung, pihak penyelenggara yang menjadi sponsorship TGA, mendatangkan tiga rider ternama sekaligus yang berjaya di Eropa.

Mereka adalah Lewis Cornish (United Kingdom), Germain Vincenot (Prancis), dan Jan Deitenbach (Jerman).

Tak pelak, menjadi yang terbaik di kelas internasional menjadi kebanggaan tersendiri bagi sang pemenang. Hal itu lah yang dirasakan Gerry Salim, kala berhasil mematahkan 11 rider lainnya termasuk 3 diantaranya rider asing.

"Saya sangat senang dan bersyukur atas prestasi ini. Persaingan kali ini sangat ketat, dengan hadirnya tiga rider asing di kelas internasional," papar Gerry Salim.

Bukan tanpa alasan jika Gerry berbangga diri atas prestasi yang ditorehkannya. Pasalnya, ia sukses mematahkan perlawanan tiga rider itu dalam dua kali balapan pada seri kelima yang digelar di sirkuit parkir barat Stadion Kanjuruhan Malang, 14-15 Desember kemarin.

Terutama Germain Vincenot, yang mampu dikalahkannya sepanjang Moto 1 dan Moto 2 di kelas FFA 450 Internasional.

Gerry menyapu bersih potensi poin yang tersedia, yang berujung pada trofi juara dengan 50 poin, unggul 28 angka atas Germain.

"Kita tahu, Germain Vincenot ini adalah peraih juara Supermoto (tahun 2016 dan 2017) di Eropa (Prancis). Sekarang, saya bisa mengalahkan dia di Indonesia," sambung rider kelahiran Surabaya tersebut.

Sayang, rider asal klub NAGC 6531 MPM AMS itu tidak bisa bersaing di klasemen juara umum pada TGA tahun ini.

Pasalnya, ia hanya turun di seri lima di Malang, setelah absen pada empat seri sebelumnya di Semarang, Yogyakarta, Solo dan Boyolali.

"Ya memang baru turun di seri Malang ini. Karena saya fokus untuk Supermoto di Eropa, dan baru pulang ke Indonesia saat seri ini," tutup rider yang merebut trofi juara di kelas FFA 250 Pro pada tahun 2017 dan 2018 tersebut.