Sosok David Tjiptobiantoro, Duet Rio Haryanto Menuju Balapan 24 Jam

Rabu, 29 Mei 2019 18:17 WIB
Penulis: Fuad Noor Rahardyan | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Ratno Prasetyo/INDOSPORT
David Tjiptobiantoro berambisi menjadi pembalap Indonesia pertama yang berlaga di World Le Mans 24 Hours. Copyright: © Ratno Prasetyo/INDOSPORT
David Tjiptobiantoro berambisi menjadi pembalap Indonesia pertama yang berlaga di World Le Mans 24 Hours.

INDOSPORT.COM – Nama David Tjiptobiantoro baru-baru ini kembali meramaikan telinga publik olahraga Indonesia. Bersama Rio Haryanto, ia mengibarkan sang Merah Putih setelah meraih podium kedua seri ketiga Blancpain GT World Challenge Asia 2019 di Buriram, Thailand (12/5/19).

Torehan podium ketiga David bisa dibilang melampaui ekspektasi. Jelang balapan di Buriram, ia mengaku tak punya pengalaman balap sama sekali di Negeri Gajah Putih.

“Jujur, saya buta dengan sirkuit Buriram karena belum pernah balapan di sana. Saya akan banyak belajar dan berdiskusi dengan yang berpengalaman di trek ini,” ujar David dilansir dari situs Carvaganza.

Dengan hasil podium, ia terbukti mengamini pernyataannya sendiri untuk fokus dan mempelajari trek Buriram. Namun, kesuksesan ini hanyalah awal dari gemerlap masa depan yang dicita-citakan David bersama tim miliknya sendiri, T2 Motorsport.

Blancpain GT World Challenge Asia 2019 merupakan ajang pemanasan bagi David dan T2 Motorsport. Pembalap kelahiran 15 Desember 1975 ini menargetkan untuk menjadi pembalap Indonesia pertama yang turun di World Le Mans 24 Hours, ajang balap seharian penuh tertua di dunia yang sarat adu kekuatan dan efisiensi.

Sebelum berlaga di World Le Mans 24 Hours, dirinya harus terlebih dahulu berjuang di Asian Le Mans Series pada November 2019 hingga Februari 2020. Asian Le Mans merupakan balapan yang menentukan entri untuk ajang World Le Mans 24 Hours.

“Sebenarnya, saya bisa saja langsung berlomba di Le Mans Asia. Namun, saya merasa perlu beradaptasi dengan Rio. Ajang Blancpain GT World Challenge Asia yang melibatkan dua pembalap dalam satu mobil ini cocok untuk persiapan ke Le Mans Asia,” ujar David.

Dari empat balapan yang telah digelar, keduanya telah mengumpulkan enam poin dan berada di peringkat ke-21. Namun, balapan masih menyisakan delapan seri dan tersisa cukup banyak waktu untuk memperbaiki chemistry di antara mereka.

Menilik kisah dan target pencapaian di atas, tiada yang menyangka bahwa itu semua bermula dari ketidaksengajaan. Dalam wawancaranya dengan INDOSPORT pada 2015, ia mengaku terjun ke arena balapan hanya karena membeli mobil Ferrari 430 pada 2009.

“Setelah membeli F430, Ferrari menawarkan saya untuk terjun di dunia balap. Karena memang hobi dengan dunia balap, saya menerima tawaran pada tahun 2012 untuk belajar mengemudi mobil balap Ferrari di Italia,” ujar David. Sejak itu, karier balapnya terus naik hingga mulai unjuk prestasi di ajang Ferrari Challenge Asia 2014.