Formula 1

Kontroversial, Eks Bos F1 Sebut Orang Kulit Hitam Lebih Rasis

Sabtu, 27 Juni 2020 03:50 WIB
Editor: Yosef Bayu Anangga
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Mantan bos F1, Bernie Ecclestone, melontarkan pernyataan kontroversial di tengah maraknya aksi anti rasialisme belakangan ini, termasuk di dunia olahraga.

Seperti diketahui, belakangan ini dunia olahraga diramaikan oleh berbagai aksi anti rasialisme. Situasi ini dipicu oleh tewasnya warga Amerika Serikat, George Floyd, akibat aksi kekerasan yang dilakukan oleh seorang polisi, yang menekan lehernya ke aspal dengan lutut.

Dari dunia F1, pembalap papan atas Lewis Hamilton pun diketahui turut menyampaikan kecaman atas tewasnya George Floyd. Apalagi, ia mengaku pernah mengalami perlakukan tidak menyenangkan bernuansa rasisme dalam balapan di Spanyol 12 tahun lalu.

Namun, di tengah maraknya aksi anti rasialisme itu, mantan bos F1 yakni Bernie Ecclestone justru melontarkan pernyataan kontroversial. Dilansir Daily Mail, pria 89 tahun itu menyebut orang kulit hitam justru lebih rasis daripada orang kulit putih.

Ketika ditanya dari mana ia bisa membuat kesimpulan tersebut, Ecclestone menjawab bahwa itu merupakan pengamatan pribadinya.

Lebih lanjut, Ecclestone juga mengaku terkejut saat mengetahui bahwa Lewis Hamilton merasa terganggu oleh serangan berbau rasialisme yang diterima oleh juara dunia F1 itu.

Untuk diketahui, Lewis Hamilton membongkar serangan rasis yang diterima pada pelaksanaan balapan Spanyol tahun 2008 lalu. Ketika itu sejumlah penonton mengecat wajah mereka dengan cat hitam dan mengenakan kaus bertuliskan ‘Keluarga Hamilton’ di bagian depan.

“Saya terkejut serangan itu membuat Hamilton resah,” kata Berdie Ecclestone kepada CNN. “Saya benar-benar tidak suka karena dia menganggap serius aksi tersebut.”

“Saya tidak menduga dia benar-benar menganggapnya serius. Saya tadinya berpikir hal itu tidak memengaruhi dirinya,” kata pria yang menjadi bos F1 selama nyaris 40 tahun itu.

Lebih lanjut, Ecclestone yang kini menantikan kelahiran anak keempatnya juga menyebut bahwa menyingkirkan patung tokoh-tokoh kontroversial akibat tekanan gerakan Black Lives Matter adalah tindakan bodoh.

Ia menyebut bahwa para pelajar harus dikenalkan kepada tokoh-tokoh kontroversial itu supaya dapat memahami sejarah mereka.