In-depth

Galang Hendra dan Musim Balap 2020, Jatuh 20 Kali dan Menangis Setiap Selesai Balapan!

Rabu, 18 November 2020 16:04 WIB
Editor: Pipit Puspita Rini
 Copyright:

INDOSPORT.COM - World Supersport 2020 merupakan musim yang sangat berat bagi pembalap Indonesia, Galang Hendra Pratama. Dari 15 kali balapan, dia hanya bisa empat kali meraih poin.

Dia terhitung lima kali gagal finis, entah karena terjatuh atau masalah mesin. Secara keseluruhan untuk semua sesi, Galang Hendra terjatuh 20 kali sepanjang musim ini!

"Di Barcelona, salah satu jatuh saya yang paling parah. Fisik dan mental saya benar-benar diuji tahun ini. Saya selalu menangis setiap selesai balapan yang hasilnya tidak bagus," kata Galang saat dihubungi Indosport.

Ada banyak faktor yang membuat World Supersport 2020 menjadi musim yang sangat berat bagi Galang. Fakta bahwa ini merupakan kali pertama dia memacu motor 600cc, jelas jadi penyebab.

"Setelah dua musim balapan dengan motor 300cc, saya berpikir bahwa balapan dengan motor 600cc tidak akan terlalu sulit. Ternyata saya salah. Apalagi saya bersaing di level dunia," kata Galang yang turun di World Supersport 300 pada 2018 dan 2019.

Sempat Pengin Balik ke Asia

Sebelum terjun ke World Supersport, Galang mengaku sempat berpikir untuk kembali ke persaingan di Asia, dengan turun di kelas Supersport 600 Asia Road Racing Championship.

Namun, setelah berpikir ulang dan berdiskusi dengan orang tua serta beberapa pembalap Indonesia lain yang sudah bersaing dengan motor 600cc, tekad Galang pun bulat untuk terjun di World Supersport.

"Kalau mau mencari pengalaman dan meningkatkan skill, memang sebaiknya balapan di level dunia sekalian. Saya pun merasakan pengalaman dan riding style saya bisa improve banyak setelah bersaing musim ini," ujar Galang.

Riding style memang menjadi salah satu kelemahan Galang musim ini. Adaptasi dari motor 300cc ke 600cc tidak semulus yang dibayangkan. Proses adaptasi ini semakin sulit karena ada kendala bahasa dalam berkomunikasi dengan mekanik.

"Sebelum musim ini, saya selalu berhubungan dengan tim Italia. Sebelumnya, saya sudah terbiasa berurusan dengan tim yang komunikasinya memakai bahasa Italia. Tiba-tiba sekarang saya bergabung dengan tim dari Spanyol," kata Galang.

"Setiap bahasa, istilah untuk teknik di dunia balap itu berbeda-beda. Itulah yang makin menyulitkan saya untuk bisa beradaptasi dengan cepat," kata Galang yang pernah berlatih di VR46 Academy milik pembalap MotoGP asal Italia, Valentino Rossi.

Galang mengaku, baru pada pertengahan musim komunikasi dengan mekanik berjalan lebih baik. Namun, bukan lantas masalah selesai. Paket motor yang kurang maksimal jadi kendala yang sulit untuk diatasi.

"Di kelas 600cc, motor memegang peranan besar yakni 80 persen saat balapan, berbeda dengan 300cc yang bisa dibilang seimbang antara motor dan pembalap. Di kelas 600cc, kalau motor tidak maksimal, memang sulit untuk bersaing di depan," ujar Galang.

Dua balapan terakhir di Sirkuit Estoril, Portugal, memang jadi pembuktian betapa kurang mumpuninya motor yang dipakai Galang. Sektor 1 dan 3 sirkuit ini didominasi banyak tikungan, sementara sektor 2 dan 4 didominasi lintasan lurus.

"Di sektor 1 dan 3, saya bisa berada di depan, tetapi setiap kali masuk lintasan lurus, saya langsung tertinggal, dilewati banyak pembalap. Motor saya sulit bersaing untuk adu kecepatan," kata Galang.

Bekal untuk Musim Depan

Segala pengalaman, baik menyenangkan atau tidak, telah menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi Galang.

"Salah satu pelajaran paling berharga yang saya dapatkan adalah jangan pernah meremehkan segala sesuatu. Awalnya saya seperti, 'Ah ini gampang, pasti bisa'. Ternyata, sulit dan berat," kata Galang. 

Galang menutup musim World Supersport 2020 dengan berada di posisi ke-24 berkat koleksi poin 12. Hasil ini memang menjadi penurunan dibanding dua musim sebelumya ketika dia masih bersaing di World Supersport 300.

"Ini tahun pertama saya bersaing dengan motor 600cc. Memang tidak mudah karena semua serba baru buat saya. Yang bisa saya lakukan ya legowo dengan hasil yang sudah saya raih dan enjoy the process," ujar Galang.

Pengalaman tahun ini juga bisa menjadi bekal untuk tahun depan. Jika masih bersaing di balapan yang sama, Galang sudah memasang target pribadi. Bersaing di top 5 atau minimal top 8 adalah salah satunya.