MotoGP

5 Alasan Mengapa Valentino Rossi Tak Bersinar pada MotoGP 2020

Senin, 30 November 2020 13:49 WIB
Editor: Pipit Puspita Rini
© Mirco Lazzari gp/Getty Images
Pembalap MotoGP Valentino Rossi di tes MotoGP Sepang 2020;. Copyright: © Mirco Lazzari gp/Getty Images
Pembalap MotoGP Valentino Rossi di tes MotoGP Sepang 2020;.

INDOSPORT.COM - MotoGP 2020 berakhir dan legenda hidup Valentino Rossi menutup musim dengan berada di peringkat ke-15, atau terburuk sejak dia ikut World Championship.

MotoGP 2020 memang tidak berjalan seperti biasa. Banyak kejutan terjadi, termasuk munculnya pembalap Suzuki asal Spanyol, Joan Mir, sebagai juara dunia.

Berikut ini adalah 5 alasan mengapa prestasi Rossi begitu buruk pada MotoGP 2020.

1. Covid-19
Tak bisa dimungkiri, munculnya virus corona yang menyembabkan pandemi di hampir seluruh dunia memberi efek besar terhadap persaingan musim ini.

Rossi bahkan positif terkena virus ini dan harus melewatkan dua balapan di Aragon. Dengan tambahan 5 kali gagal finis, berarti Rossi hanya 7 kali menyelesaikan balapan musim ini, atau tepat setengahnya.

2. Yamaha M1

Yamaha tampil gagah pada dua seri pembuka dengan Fabio Quartararo dari tim satelit Petronas Yamaha SRT menjadi juara. Namun, setelah itu Yamaha seperti terjun bebas.

Yamaha terselamatkan karena rekan satu tim Quartararo, Franco Morbidelli, berhasil menutup musim dengan berada di peringkat kedua klasemen akhir, itu pun dengan motor tahun lalu.

Baik Rossi, maupun rekan satu timnya, Maverick Vinales, harus berhadapan dengan masalah grip sepanjang musim.

3. Kalender balap 2020
Pandemi Covid-19 mengacaukan jadwal balapan MotoGP 2020. Seberapa besar hal ini berefek ke pembalap? Ternyata lumayan besar. Rossi dengan Yamahanya merupakan contoh paling akurat.

Dihapusnya sejumlah seri atau berubahnya jadwal balapan membuat Yamaha tidak bisa bersinar di sirkuit-sirkuit di mana biasanya mereka berjaya.

Balapan di Sirkuit Le Mans dan Aragon pada Oktober (biasanya pada Mei dan September), balapan di Sirkuit Jerez pada Juli, lalu balapan di Barcelona tiga bulan lebih lambat dari jadwal biasanya adalah contoh bagian yang menyulitkan Yamaha.

Di sirkuit-sirkuit ini Yamaha biasanya bisa cepat. Namun, perubahan jadwal otomatis mengubah karakter sirkuit yang membuat Rossi dan Yamaha kesulitan.

© Steve Wobser/Getty Images
Valentino Rossi dari Italia dan Monster Energy Yamaha MotoGP tergelincir di atas aspal setelah kecelakaannya di tikungan ke-2 saat MotoGP Prancis di Sirkuit Bugatti. Copyright: Steve Wobser/Getty ImagesValentino Rossi dari Italia dan Monster Energy Yamaha MotoGP tergelincir di atas aspal setelah kecelakaannya di tikungan ke-2 saat MotoGP Prancis di Sirkuit Bugatti.

4. Usia dan kemampuan
Valentino Rossi menjalani MotoGP 2020 ketika berusia 41 tahun. Bukan fakta yang menyenangkan, tetapi harus diakui bahwa masa jaya Rossi sudah lewat. Dia masih bisa cepat, tetapi tidak secepat dulu.

Seiring berjalannya umur, pandangan seseorang tidak akan setajam ketika masih muda. Skill dalam menguasai motornya tentu tidak sebagus saat masih muda.

Musim depan, dengan tidak adanya Andrea Dovizioso dan Cal Cruthclow, Rossi akan berusia 10 tahun lebih tua dibanding pembalap tertua kedua di grid MotoGP.

5. Para lawan
Dari tahun ke tahun, pesaing Rossi akan terus bertambah. Dulu, dia sangat terusik dengan kehadiran Jorge Lorenzo, Casey Stoner, dan Dani Pedrosa. Lalu muncul Marc Marquez yang mengobrak-abrik dominasi para senior.

Saat Marquez masih jadi ancaman terbesar, kini sudah muncul serombongan pembalap muda berbakat yang haus kemenangan dan lebih berani mengambil risiko.

Faktanya, Rossi bisa dikatakan pantas untuk manjadi ayah dari hampir setengah para pebalap MotoGP saat ini. Usianya adalah dua kali umur Fabio Quartararo.

Dengan tantangan seperti ini, jika Yamaha tidak bisa memperbaiki kekurangan motor, MotoGP 2021 bisa jadi akan lebih sulit buat Valentino Rossi.