INDOSPORT.COM – Pemain megabintang olahraga tenis Roger Federer sangat waspada dalam menyambut aturan baru untuk set penentuan yang akan diterapkan pada ajang Australia Terbuka 2019.
Australia Terbuka menjadi tur pembuka musim Grand Slam 2019, di mana turnamen ini akan mulai berlangsung pada 14 Januari mendatang. Untuk pertama kalinya, turnamen ini menerapkan tie-break yang diperpanjang di set terakhir ketika skor mencapai 6-6, ketimbang menerapkan set lengkap seperti biasanya.
Demi memenangkan tie-break yang menentukan, pemain tenis tentunya harus menjadi yang pertama untuk mencapai 10 dengan keunggulan setidaknya dua poin.
Perubahan aturan yang dibuat oleh pejabat turnamen diyakini Federer akan merugikan para pemain, terutama jika melihat pengalaman sebelumnya ketika maraton terakhir yang terkenal antara John Isner dan Nicolas Mahut di Wimbledon pada 2010.
“Kami akan melewatkan 70-68 di set kelima, sehingga sangat disayangkan,” kata Federer yang berbicara di di Piala Hopman di Perth dilansir dari laman nst.com.
Meski begitu, Federer yang menargetkan gelar ketiga beruntun di Australia Terbuka kali ini dan ketujuh secara keseluruhan, tidak akan tergganggu oleh aturan baru tersebut.
“Saya baik-baik saja dengan format apapun,” ia melanjutkan.
“Masalahnya, ketika masuk ke 6-6 pada set kelima, Anda berpeluang besar untuk memenangkannya, atau kalah. Jadi, dari sudut pandang itu, tinggal bagaimana caranya berakhir di urutan kedua menurut saya.”
Perubahan aturan ini menjadi yang keempat dalam seri Grand Slam secara keseluruhan. Di antara Slam lainnya, Wimbledon akan menggunakan tie-break set terakhir pada 12-12 mulai dari 2019, AS Terbuka memainkan tie-break biasanya pada 6-6.
Namun, hanya Prancis Terbuka yang masih belum menggunakan tie-break di set penentuan.