Jejak Terkini Sang Raja Smash Bulutangkis Indonesia, Liem Swie King

Kamis, 11 Juli 2019 12:43 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Lanjar Wiratri
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Mari melihat atau mencari jejak terkini legenda sang raja smash bulutangkis Indonesia Liem Swie King.

Liem Swie King lahir di Kudus, Jawa Tengah pada 28 Februari 1956 silam (63 tahun). Selama bermain ia kerap menggunakan tangan kanan sebagai senjatanya.

Sejak kecil Liem Swie King memang sudah menggemari olahraga bulutangkis. King kerap bermain di lapangan belakang rumahnya setiap waktu.

Tak hanya itu, bakatnya mulai tercium usai sering datang atau ikut bertanding di barak rokok PB Djarum pada 1969. King kerap bertanding dengan lawan yang lebih tua dari usianya.

Usai sering ditempa latihan yang berat, King mampu membuktikan diri memenangi Kejuaraan Nasional (Kejurnas) tunggal putra di Piala Munadi 1972.

Raihan pertama ini menjadi cikal-bakal King untuk terus berprestasi di kancah dunia. Kemampuannya tak lepas dari didikan pelatih Mohammad Anwari.

Bakat King ini bisa dibilang sangat langka sekali, lantaran memang ia terlahir di keluarga penyuka bulutangkis dan memiliki kemauan keras untuk terus menjadi pemenang.

Debut dan Puncak di All England

Mengenang Mengenang 'Civil War' Liem Swie King vs Rudy Hartono di All England 1978.

Meski usianya masih tergolong muda, King tetap dipercaya untuk tampil di kompetisi bulutangkis paling tua di dunia, yakni All England 1974 silam.

Kala itu King sempat tampil begitu gemilang sampai akhirnya kandas di babak perempatfinal dari wakil Denmark Sven Pri dua set langsung.

Setahun berselang King hanya bisa tembus sampai perdelapanfinal All England 1975 saja kala dipencundangi pemain Denmark Flemming Delfs.

Pada All England 1976 King mengejutkan publik dunia, dimana ia bisa tembus ke babak final dan menantang seniornya sendiri asal Indonesia Rudy Hartono.

Namun King, yang berusia 20 tahun, belum bisa mengandaskan seniornya itu. Akan tetapi King mampu menyumbangkan Thomas Cup 1976 di Bangkok.

Puncaknya, King bisa menjadi juara All England terjadi pada 1978 silam. Berjumpa lagi dengan Rudy Hartono di final, ia sukses mengalahkannya dengan dua set langsung.

Liem Swie King pun merengkuh juara tanpa terkalahkan selama 33 bulan lamanya. Hal inilah yang menjadi tonggak sejarah King dikenal dunia dengan berbagai prestasi baik turun di nomor tunggal, ganda, dan beregu.

King yang mampu menjuarai All England sebanyak tiga kali (1978, 1979, 1981). Berbagai kejuaraan juga pernah diraihnya seperti Asian Games, SEA Games, Piala Thomas, Indonesia Open, Malaysia Open, Jepang Open.

Kesibukan Pasca Gantung Raket

© olahraga.kompas
Legenda bulu tangkis Indonesia, Liem Swie King. Foto: olahraga.kompas Copyright: olahraga.kompasLegenda bulu tangkis Indonesia, Liem Swie King. Foto: olahraga.kompas

Liem Swie King memutuskan untuk pensiun atau gantung raket pada 1988 silam (32 tahun). Keputusan tersebut sempat membuat King menganggur setahun.

King pun dikenang sebagai legenda bulutangkis Indonesia yang kerap mengharumkan nama bangsa dipentas internasional atau dunia.

Atas prestasinya itu ia sempat dibuatkan film khusus dengan judul 'King' pada 2009. Tak hanya itu King juga membuat buku dengan judul 'Panggil Aku King'.

Akhirnya King pun terjun ke ranah bisnis dengan mengelola hotel dikawasan Jakarta milik mertuanya. Usai sukses dibidang perhotelan King mencoba usaha lain.

Dimana ia membuka usaha griya pijat kesehatan usai terinsipirasi saat masih bermain dulu. Karena kerap capek dan butuh pijat terapis untuk memulihkan kondisi pasca bermain.

Redaksi awak media olahraga INDOSPORT pun coba menghubungi Liem Swie King untuk menanyai kabar terkini sang legenda yang berjuluk King Smash.

"Saya, ya, apa, ya, (menjalankan) usahalah sama keluarga. Kesibukannya itu," ujar King kepada INDOSPORT, Rabu (10/07/19).

"Kadang-kadang scout, main tenis, jalan pagi, ya, yang gitu-gitu deh," lanjut King, disertai tawa.

Meski begitu King masih kerap mengunjungi PB Djarum, tempat yang membesarkan namanya hingga ke panggung dunia, untuk memberikan coaching clinic.