2 Kata dari BWF untuk Deskripsikan Praveen Jordan

Minggu, 19 April 2020 17:16 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Shi Tang/Getty Images
Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) memberikan 2 kata yang mendeskripsikan pebulutangkis ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan. Copyright: © Shi Tang/Getty Images
Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) memberikan 2 kata yang mendeskripsikan pebulutangkis ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan.

INDOSPORT.COM - Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) memberikan 2 kata yang mendeskripsikan pebulutangkis ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan.

Belum lama ini pada Sabtu (04/04/20) lalu, BWF memberikan dua kata yang mendeskripsikan soal Praveen Jordan yakni 'talent' atau 'bakat' dan 'inconsistency' atau 'inkonsisten'.

Bukan tanpa alasan BWF berkata demikian, namun melihat apa yang ditampilkan oleh Praveen Jordan pada saat bermain di lapangan adalah hal yang paling jelas.

Namun siapapun sepertinya setuju dengan pernyataan BWF tersebut. Praveen Jordan memang merupakan salah satu bakat terbaik yang pernah dimiliki oleh Indonesia di sektor ganda campuran.

Terbukti, entah dipasangkan dengan pebulutangkis Indonesia manapun, Praveen Jordan langsung nyetel dan bahkan berhasil meraih beberapa gelar.

Sebut saja, di kepartnerannya dengan Debby Susanto. Meskipun berstatus sebagai pemain junior, Praveen Jordan nyatanya berhasil mengimbangi permainan seniornya tersebut dan berhasil naik ke podium tertinggi di beberapa turnamen.

Namun sayangnya, bakat yang dimiliki oleh seorang Praveen Jordan tidak diimbangi dengan konsistensi yang dimilikinya. Terbukti, bersama Melati Daeva Oktavianti, kadang dirinya mengalami kekalahn yang tidak perlu.

Kadang penampilan Praveen Jordan tampil dengan sangat baik, kadang lainnya, penampilannya sangat di bawah standar. Padahal jika bisa konsisten, bukan tidak mungkin ia bisa menjadi pebulutangkis nomor 1 dunia.

Tentu saja, ini PR tersendiri bagi Praveen Jordan untuk bisa menjaga konsistensinya setelah berhasil menjuarai All England lagi untuk kedua kalinya. Apakah setelah itu, ia kembali ke performa di bawah standar atau tampil lebih menggila bersama Melati Daeva Oktavianti?