INDOSPORT.COM – Wakil Austria dari Indonesia Adi Pratama nyatanya memiliki momen pahit saat bermain di kancah internasional. Mengingat, ia selalu kalah di final sejak 2016 lalu.
Sekedar mengingat kembali, Adi Pratama merupakan jebolan Pelatnas Indonesia yang akhirnya memutuskan hijrah ke Austria. Ia pun dilaporkan turut melatih para pemain Timnas Austria.
Meski begitu, nyatanya Adi Pratama memiliki kenangan pahit saat tampil di partai final. Karena sejak 2016, dirinya sama sekali belum berhasil mempersembahkan gelar juara.
Menurut laporan situs resmi BWF, Adu Pratama berhasil tampil di pertandinga final sebanyak tiga kali sejak 2016 lalu.
Momen pahit itu dimulai saat Adi Pratama menjalani ajang Slovenia International 2016 sebagai wakil Austria. Saat itu ia tumbang di partai puncak dari Kueran Merriless.
Tunggal putra asal Skotlandia tersebut berhasil menumbangkan Adi Prtama dua set langsung, 21-14, 21-16. Ini pun menjadi awal kutukan Adi Pratama di partai final.
Padahal Adi Pratama tampil cukup meyakinkan di putaran pertama. Dirinya berhasil menumbangkan wakil Inggris Michael Spencer-Smith dengan telak di set kedua, yakni 21-8.
Kemenangan telak juga berhasil ditorehkan Adi Pratama pada set kedua babak perempatfinal melawan Miha Ivanic (Slovenia). Saat itu dirinya mampu menang dengan skor 21-9.
Sayangnya, beberapa kemenangan telak yang ia torehkan itu tidak membuat Adi Pratama menjadi yang terbaik di ajang Slovenia International 2016.
Pada ajang yang sama di tahun berikutnya, Adi Pratama kembali menginjakkan kakinya di partai final. Sayangnya, ia harus melanjutkan rekor buruknya di partai puncak.
Pebulutangkis yang saat ini masih berusia 25 tahun tersebut harus mengakui kehebatan wakil Belanda Erik Meijs. Saat itu Adi Pratama tumbang dengan skor 14-21, 21-14, 17-21.
Sama seperti edisi sebelumnya, Adi Pratama juga beberapa kali memenangkan set dengan skor yang telak sebanyak lebih dari satu kali.
Momen itu terjadi saat dirinya menumbangkan wakil Hungaria Gergely Krausz di set pertama babak 32 besar Slovenia International 2017 dengan skor 21-9.
Kemenangan telak itu kembali ditorehkan oleh Adi Pratama di babak berikutnya. Ia mampu mengalahkan pebulutangkis asal Jerman Simon Wang di set pertama dengan skor 21-5.
Akan tetapi, Adi Pratama kembali gagal aat bertarung di partai final. Hasil ini membuat dirinya belum pernah meraih kemenangan di parta final sejak 2016.
Terakhir kali dirinya berhasil meraih gelar juara saat bersaing di Romanian International 2015 lalu. Saat itu ia mampu mengalahkan wakil Italia Indra Bagus Ade Chandra (12-10, 11-6, 11-9).
Sedangkan di tahun 2019 dan awal 2020, Adi Pratama belum mampu menginjakkan kaki di partai final. Mungkin saja ia bisa bertarung di final setelah pandemi corona berakhir. Patut dinantikan.