Cerita Djoko Santoso yang Tak Ingin Sarwendah Tinggalkan Pelatnas

Minggu, 10 Mei 2020 12:45 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Indra Citra Sena
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Mantan Panglima TNI dan Ketua Umum PBSI, Djoko Santoso, meninggal dunia, Minggu (10/5/20). Dia diketahui pernah menjadi orang yang sangat menentang keputusan Sarwendah Kusuwardhani mundur dari jabatan asisten pelatih di Pelatnas Cipayung pada 2011.

Salah satu kenangan yang tidak bisa dilupakan dari mendiang Djoko Santoso saat menjabat sebagai Ketum PBSI periode 2008-2012 yakni mencoba mempertahankan Sarwendah Kusumawardhani. Dia ingin hengkang dari Pelatnas Cipayung.

Kembali pada Maret 2011, Sarwendah memutuskan mundur dari jabatan asisten pelatih tunggal putri yang baru dua bulan diembannya karena menganggap pendelegasian tugas tidak jelas.

Bahkan ada tugas di luar wewenangnya seperti yang tercantum dalam surat keputusan PBSI, termasuk diminta membantu latihan para perwira militer di Cipulir. Tugas tambahan ini hanya disampaikan secara lisan.

Keputusan mundur secara mendadak itu membuat banyak pihak bereaksi, termasuk almarhum Djoko Santoso. Dia menyayangkan pengunduran diri Sarwendah dan membahas persoalan ini dengan pengurus PBSI lain.

“Kami sesungguhnya tidak menginginkan dia mengundurkan diri. Saya dan Wakil Ketua Umum PBSI, Sabar Yudha Sura, sedang mendalami masalahnya," kata Djoko saat membuka Liga Bulutangkis Wartawan 2011 di Lapangan Bulutangkis Asia-Afrika.

Selain itu, Djoko juga berpendapat apabila Sarwendah keberatan melatih di sekolah perwira seharusnya disampaikan sejak awal. "Itu tugas tambahan kalau keberatan disampaikan waktu itu juga," tegasnya.

Meski ada upaya Djoko Santoso untuk mempertahankan Sarwendah, legenda bulutangkis putri Indonesia itu tetap bersikeras untuk mundur dari jabatannya.

Kini Sarwendah tercatat aktif menjadi pelatih di klub yang ia bentuk sejak tahun 2009, Sarwendah Badminton Club (SBC).

Kini, kisah itu hanyalah menjadi kenangan yang tak terlupakan dalam sejarah bulutangkis Indonesia. Djoko Santoso akan tetap dikenang sebagai ketua umum PBSI yang memperjuangkan nasib bawahannya.

Dilansir dari Kompas, menurut penuturan dari anggota Komisi III DPR, Habiborkhman, Djoko Santoso meninggal dunia karena mengalami pendarahan di otak. Djoko Santoso sempat dirawat beberapa hari dan menjalani operasi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), namun pada akhirnya menyerah.