Rayakan HUT RI ke-75, Suku Asmat Papua Gelar Turnamen Bulutangkis

Kamis, 13 Agustus 2020 16:22 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Lars Ronbog / FrontZoneSport via Getty Images
Bulutangkis rupanya juga populer di Indonesia bagian timur. Kabupaten Asmat, Papua menggelar turnamen tepuk bulu ini untuk menyambut perayaan HUT ke-75 RI. Copyright: © Lars Ronbog / FrontZoneSport via Getty Images
Bulutangkis rupanya juga populer di Indonesia bagian timur. Kabupaten Asmat, Papua menggelar turnamen tepuk bulu ini untuk menyambut perayaan HUT ke-75 RI.

INDOSPORT.COM – Bulutangkis rupanya juga populer di Indonesia bagian timur. Kabupaten Asmat, Papua menggelar turnamen tepuk bulu ini untuk menyambut perayaan HUT Republik Indonesia ke-75.

Popularitas bulutangkis memang sudah meluas dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia. Di belahan timur, bulutangkis pun dijadikan ajang dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh setiap tanggal 17 Agustus.

Dilansir dari Seputarpapua.com, sebuah turnamen bulutangkis yang digelar di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua digagas oleh Toko Online Jihan Olshop ini dilaksanakan di Lapangan BLK Agats, dan dimulai sejak hari Selasa (11/08/20) kemarin.

Meski hanya setingkat kabupaten, ajang ini rupanya mendapatkan animo besar dari masyarakatnya. Setidaknya sebanyak 37 kontestan yang berasal dari sejumlah tim peprsatuan bulutangkis (PB) di Kabupaten Asmat ikut berpartisipasi.

“Jumlah peserta yang ikut dalam kejuaraan turnamen badminton ganda putra/putri sekitar 37 pasangan,” kata Ketua Panitia Turnamen, Usman Seknun.

Usman juga menjelaskan, 37 pasangan ganda putra dan putri ini akan bertanding dengan sistem gugur hingga meraih juara I, II dan III.

“Yang juaranya nantinya akan diberikan bingkisan dan uang penghargaan,” ujar Usman.

Tujuan menggelar turnamen bulutangkis ini tidak hanya untuk menyambut HUT Ke-75 Republik Indonesia, namun juga ingin mempererat kerukunan antar satu dengan yang lainnya.

Bisa dipahami, Kabupaten Asmat ini memiliki penduduk yang heterogen. Selain dihuni oleh suku asli Papua tersebut, kabupaten ini juga memiliki penduduk pendatang.

Jadi pihak kabupaten sangat perlu memperkuat persaudaraan antar suku, ras dan agama lewat berbagai event.