'Tak Punya Pendirian', Nasib Malaysia Tak Jelas di Piala Thomas - Uber 2020

Minggu, 13 September 2020 17:11 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© China Photos/Getty Images
Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM) menyatakan bahwa nasib mereka di Piala Thomas - Uber 2020 masih bergantung pada keputusan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF). Copyright: © China Photos/Getty Images
Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM) menyatakan bahwa nasib mereka di Piala Thomas - Uber 2020 masih bergantung pada keputusan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).

INDOSPORT.COM -  Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM) menyatakan bahwa nasib mereka di Piala Thomas - Uber 2020 masih bergantung pada keputusan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).

Setelah dua negara besar bulutangkis, yakni Korea Selatan dan Indonesia memutuskan mundur dari Piala Thomas - Uber, pihak BAM masih belum mampu menentukan nasib tim bulutangkis Malaysia di kompetisi beregu bergengsi tersebut.

Diakui oleh Direktur Pelatihan BAM, Wong Choong Hann kalau mereka telah menggelar diskusi dengan para pemain Malaysia terkait apakah akan tetap berpartisipasi di Piala Thomas - Uber 2020 atau tidak. Namun mereka juga akan menunggu bagaimana sikap yang diambil BWF.

“Selama diskusi, kami telah mengemukakan pertanyaan dan kekhawatiran para pemain. Jadi, kami menunggu untuk melihat solusi apa yang akan diberikan BWF," ujar Wong Choong Hann dikutip dari media Berita Harian.

“Setelah itu, kami akan melakukan penilaian dan melihat apa sebenarnya risiko berdasarkan umpan balik yang diberikan oleh BWF. Baru setelah itu kami putuskan,” pungkasnya.

Sementara itu, Sekjend BAM, Kenny Goh mengakui kalau BWF tetap teguh untuk melanjutkan kompetisi, maka sikap BAM adalah tetap mengikutsertakan tim Malaysia di Piala Thomas - Uber 2020.

"Jika BWF maju ke Final, mereka harus melakukan perubahan total yang mencakup hasil imbang baru. Kami masih berpegang teguh pada pendirian kami. Kami akan berpartisipasi kecuali BWF membatalkannya atau jika ada lonjakan kasus Covid-19," ujar Kenny Goh dikutip dari situs resmi The Star.

“Saya tidak berpikir ada kebutuhan untuk membuat keputusan yang terburu-buru meskipun beberapa negara telah memutuskan untuk mundur. Beberapa dari mereka tidak punya pilihan karena pembatasan perjalanan yang diberlakukan oleh pemerintah mereka atau pemain yang menolak bermain, kami tidak menghadapi masalah itu untuk saat ini," pungkasnya.

Sejauh ini, sudah ada lima negara yang memutukan mundur dari Piala Thomas - Uber 2020 dan dua negara yang menolak undangan BWF untuk berpartisipasi di kompetisi Piala Supremasi tersebut.