Indonesia harus Belajar Penyebab dari Runtuhnya Dominasi Ganda Putra Korea

Sabtu, 24 Oktober 2020 14:10 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor:
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Mendominasi ganda putra saat ini, Indonesia tetap harus belajar dari runtuhnya dominasi ganda putra Korea Selatan.

Jauh sebelum Indonesia mendominasi ganda putra seperti sekarang ini, Korea Selatan sudah lebih dulu melakukannya lewat tiga pasangan mereka yang begitu mendominasi pasca Olimpiade London 2012.

Masih ingat dalam benak kita nama-nama pemain seperti Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong, Kim Gi-jung/Kim Sa-rang dan Ko Sung-hyun/Shin Baek-chul yang sempat bergonta-ganti mendominasi dunia.

Ketiga pasangan Korea Selatan itu diketahui mulai mendominasi sektor ganda putra selepas Olimpiade London 2012, dimana dalam sekejap ketiganya berhasil menduduki peringkat 5 besar dunia dan itu bertahan hingga Olimpiade Rio.

Sayangnya, selepas Olimpiade Rio 2016 ketiga pasangan ganda putra Korea Selatan itu mendadak kehilangan taringnya dan perlahan-lahan dominasi mereka lenyap ditelah bumi sebelum akhirnya, pasangan Kevin Sanjaya/Marcus Gideon muncul dan mengguncang dunia.

Menurut media China, Sports Sina, ada banyak hal yang menyebabkan mengapa dominasi ganda putra Korea Selatan runtuh dan tidak bisa bertahan lama. Namun salah satu penyebab yang paling ketara adalah soal psikologis.

Media China menyebutkan masalah psikologis yang dialami oleh pasangan Korea Selatan itu adalah ketiga mereka berhasil menduduki posisi teratas dunia, namun performa mereka di major-major event seperti Olimpiade, Asian Games dan Kejuaraan Dunia Bulutangkis tidak pernah meraih hasil memuaskan.

Akibarnya media China menarik kesimpulan kegagalan dalam meraih medali emas di berbagai event membuat ganda putra Korea Selatan mengalami masalah psikologis sampai akhirnya dominasi mereka runtuh secara perlahan.

Kini selepas Olimpiade Rio 2016, sektor ganda putra diambil alih oleh pasangan Indonesia. Setidaknya ada tiga pasangan ganda putra Tanah Air yang menempati peringkat 10 besar dunia.

Dari ketiga pasangan itu, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan telah membuktikan diri dengan menjadi Juara Dunia, dan medali emas Asian Games. Hanya medali Olimpiade yang belum berhasil mereka raih.

Untuk pasangan ganda putra Indonesia lainnya, seperti Kevin Sanjaya/Marcus Gideon dan Fajar Alfian/M.Rian Ardianto sejauh ini telah membuktikan diri di Asian Games, tetapi belum untuk Kejuaraan Dunia dan Olimpiade.

Runtuhnya dominasi dari ganda putra Korea Selatan seharusnya bisa dijadikan pelajaran oleh Indonesia untuk bisa melakukan regenerasi yang lebih baik sehingga akan selalu ada ganda putra Tanah Air yang menduduki peringkat teratas dunia.