Terinspirasi Lin Dan-Lee Chong Wei, Antonsen Incar Emas saat Debut Olimpiade Tokyo

Sabtu, 21 November 2020 13:49 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor:
© Roihan Susilo Utomo/INDOSPORT
Anders Antonsen (Denmark) mengalahkan Jonatan Christie di perempatfinal Indonesia Masters 2020. Copyright: © Roihan Susilo Utomo/INDOSPORT
Anders Antonsen (Denmark) mengalahkan Jonatan Christie di perempatfinal Indonesia Masters 2020.

INDOSPORT.COM – Keperkasaan Lin Dan dan Lee Chong Wei ternyata mendorong tunggal putra asal Denmark, Anders Antonsen, untuk berani mengincar emas saat debutnya di Olimpiade Tokyo.

Anders Antonsen berubah jadi pangeran kecil bagi negaranya setelah dia berhasil merengkuh gelar juara Denmark Open 2020 di sektor tunggal putra bulan lalu usai mengalahkan rekannya Rasmus Gemke secara rubber set 18-21, 21-19, 21-12.

Ini merupakan kemenangan pertamanya di kejuaraan level 750 yang digelar oleh BWF, sekaligus membuka jalan baginya bisa membela negaranya untuk pertama kali di Olimpiade Tokyo tahun depan.


Antonsen pun bertekad untuk meraih medali emas demi mengulangi apa yang sudah diraih mantan juara yang kini menjadi presiden BWF, Poul Erik Hoyer, di Olimpiade Atlanta 1996 silam.

Antonsen kemudian mengungkapkan kenangan masa kecilnya saat dirinya menjadi saksi pertarungan dua legenda dunia, Lin Dan dan Lee Chong Wei, yang memperebutkan emas di final bulutangkis Olimpiade London 2012.

“Saya pikir pertandingan yang saya ingat adalah tahun 2012 (Olimpiade London); saat Lin Dan dan Lee Chong Wei bermain di final. Itu adalah pertandingan yang luar biasa. Saya sampai tidak bisa mendukung salah satu dari mereka, saking gilanya pertandingan itu,” ujar Antonsen membuka kisahnya, dilansir dari 360Badminton.

Pertandingan antara legenda dari China dan Malaysia inilah yang kemudian mendorong dia untuk berani memasang target tinggi, yakni emas Olimpiade.

“Saya telah mengatakannya sebelumnya dan saya tetap melakukannya: saya mengincar medali emas,” lanjut pemain 23 tahun ini.

“Agak konyol rasanya jika saya duduk di sini dan saya hanya menargetkan perempat final yang membuat saya tidak puas. Saya intin mencapai puncak permainan. Siapa yang tidak mau medali emas Olimpiade?”

“Saya tahu bahwa saya bukan favorit di turnamen itu, jadi saya harus memberikan kinerja yang luar biasa selama Olimpiade itu,” tandasnya.

Kembali pada prestasi Antonsen sebagai juara Denmark Open 2020, dia berpeluang mencetak rekor keren di ranking dunia seandainya ranking tak lagi dibekukan oleh BWF.

Rekor baru yang bisa dicetak oleh Anders Antonsen yaitu dirinya bisa menempati peringkat 2 dunia dan menjadi ranking tertingginya selama ia bermain di tunggal dan sekaligus menyingkirkan musuh bebuyutannya, Chou Tien Chen.

Sejauh ini peringkat BWF tertinggi yang berhasil diraih oleh Anders Antonsen adalah menempati peringkat 3 dunia. Namun tentunya ia masih harus bersabar sampai Januari nanti untuk benar-benar bisa menciptakan rekor-rekor luar biasa.