Masih Inkonsisten, Taufik Hidayat Beri Saran Bijak ke Jonatan dan Ginting

Sabtu, 28 November 2020 14:23 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor:
© bwfworldtour.bwfbadminton.com/INDOSPORT
Jonatan Christie dan Anthony Ginting China Open 2019. Copyright: © bwfworldtour.bwfbadminton.com/INDOSPORT
Jonatan Christie dan Anthony Ginting China Open 2019.

INDOSPORT.COM – Legenda bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat, menilai bahwa performa Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting belum konsisten dibandingkan Kento Momota dari Jepang.

Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting merupakan dua tunggal putra yang sangat diandalkan bulutangkis Indonesia saat ini.

Merujuk pada laman resmi BWF, keduanya saat ini menempati rangking empat dan tujuh dalam rangking kualifikasi Olimpiade Tokyo.

Meski begitu, Jonatan dan Ginting cenderung menampilkan permainan yang inkonsisten. Setidaknya menurut Taufik Hidayat, kedua pemain perlu meningkatkan performa dengan memperbanyak latihan.

“Mereka (Jonatan dan Ginting) merupakan pemain bagus dan keduanya berbeda. Anthony Ginting semakin lengkap sebagai pemain. Beberapa orang mungkin mengatakan keahliannya lebih unggul dari Jonatan. Tapi Jonatan juga sangat bagus,” kata Taufik Hidayat kepada Olympic Channel, dikutip dari 360 Badminton. 

“Kami perlu melihat apakah penampilan mereka stabil atau tidak. Jika Anda melihat kinerja turnamen mereka sebagai grafik, itu naik turun,” lanjutnya.

Taufik Hidayat kemudian memberi contoh pemain tunggal yang saat ini sudah mencatatkan konsistensi dalam permainannya. Dia adalah Kento Momota, pemain asal Jepang yang saat ini menempati urutan pertama di rangking dunia BWF.

"Tidak seperti Kento Momota (pemain peringkat satu dunia) yang selalu stabil. Semifinal, final, champion, paling buruk ya quaterfinal."

Taufik Hidayat tidak menutup kemungkinan bahwa Jonatan dan Ginting memiliki kans menjuarai setiap turnamen seperti halnya Momota. Peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 ini menekankan pentingnya latihan keras, dengan menguatkan mental masing-masing.

“Mereka harus kuat secara mental karena tekanan dari negara dan masyarakat sangat besar. Jika mereka tidak kuat secara mental, mereka akan dihancurkan. Tetapi jika mereka kuat mereka bisa menangkis tekanan,” ujar Taufik.

“Mungkin orang akan berkata 'kamu harus menjadi juara'. Jika seorang atlet tidak kuat secara mental, itu hanya akan membuatnya bermain dengan buruk. Kita harus menikmati bermain di lapangan,” tandas Taufik.