Olimpiade Tokyo: Jepang Disebut Akan Rebut Status Quo China di Cabor Bulutangkis

Rabu, 30 Juni 2021 13:38 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor:
© Badminton Photo
Kento Momota. Copyright: © Badminton Photo
Kento Momota.

INDOSPORT.COM – Jepang digadang-gadang tengah dalam posisi kuat untuk menantang dominasi lama China di cabang olahraga bulutangkis pada Olimpiade Tokyo bulan depan.

Dalam sejarah bulutangkis Olimpiade, China telah memenangkan 41 medali sejak cabor ini debut di Barcelona 1992.

Jumlahnya itu lebih dari dua kali lipat total gabungan medali yang diraih Indonesia dan Korea Selatan, tim tersukses kedua dan ketiga di dunia.

Meski begitu, status quo China ini mulai terancam oleh munculnya negara-negara yang kuat bulutangkisnya. Di antaranya Jepang, Indonesia, Thailand, Denmark dan Chinese Taipei.

Posisi dominan China ini sejatinya sudah mulai terancam sejak mereka hanya mampu meraih  dua medali emas dan satu perunggu di Rio 2016, pencapaian terendah mereka di Olimpiade selama 20 tahun.

“Jepang datang dengan sangat kuat sekarang, tetapi ada negara lain yang juga semakin kuat dan mengambil alih dominasi China,” kata Steve Kearney, direkrut USA Para Badminton, dilansir dari Yahoo Sports.

Di antara sejumlah negara adidaya bulutangkis tersebut, Jepang menjadi tim terkuat yang diprediksi bakal mampu menantang China ketika Olimpiade Tokyo diselenggarakan mulai 23 Juli mendatang. 

Bertindak sebagai tuan rumah, Jepang yang dipimpin tunggal putra no.1 dunia Kento Momota memiliki skuat dua kali lebih banyak dari tim China di semua lima nomor.

Kento Momota menjadi tumpuan utama tunggal putra Jepang setelah dirinya comeback yang kurang sukses di All England 2021 setelah setahun hiatus.

Di ganda putri, terdapat dua pasangan teratas dunia, yakni Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, dengan andalan China Chen Qing Yen/Jia Yi Fan berada di antara kedua pasangan ini.

Rivalitas Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara di sudah tidak diragukan lagi dengan berkali-kali mendominasi partai final tur dunia.

Teranyar, mereka melakoki perang saudara saat perebutan gelar juara All England 2021 yang dimenangkan oleh Matsumoto/Nagahara.