In-depth

Korea Open dan Kenangan Buruk Tim Bulutangkis Indonesia Puasa Gelar 8 Tahun

Senin, 4 April 2022 15:03 WIB
Editor: Yosef Bayu Anangga
© Humas PBSI
Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/M.Rian Ardianto berhasil mengalahkan pebulutangkis asal Jepang Takeshi Kamura/Keigo Sonoda di final Korea Open 2019. Copyright: © Humas PBSI
Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/M.Rian Ardianto berhasil mengalahkan pebulutangkis asal Jepang Takeshi Kamura/Keigo Sonoda di final Korea Open 2019.
Ganda Putra Penyumbang Gelar Terbanyak

Korea Open sendiri pertama kali digelar pada tahun 1991. Dengan demikian, edisi tahun 2022 ini menjadi edisi ke-29. Selain 2021 dan 2020, edisi 1998 juga tidak digelar karena Korea Selatan mengalami krisis keuangan.

Selama 29 tahun penyelenggaraan tersebut, turnamen bulutangkis ini juga kerap berpindah-pindah kota penyelenggaraan, hingga kini untuk pertama kalinya digelar di Suncheon.

Ajang Korea Open sendiri terbilang bukan ajang yang ramah bagi tim bulutangkis Indonesia. Pasalnya, sepanjang sejarah turnamen tersebut, Indonesia hanya pernah merebut 13,5 gelar.

Angka setengah itu muncul karena salah satu pemenang merupakan pasangan ganda Indonesia/Amerika Serikat yakni Candra Wijaya/Tony Gunawan pada 2006.

Dengan torehan 13,5 gelar tersebut, Indonesia hanya menempati posisi keempat dalam datfar total gelar di Korea Open.

Posisi pertama ditempati oleh China yang tampil dominan dengan catatan 49 gelar. Sementara itu, tuan rumah Korea Selatan berada di posisi kedua dengan 44 gelar. Indonesia bahkan masih kalah dari Denmark yang memenangi 16 gelar.

Dari 13,5 gelar yang dimenangi Indonesia, gelar terbanyak diraih dari nomor ganda putra yakni 5,5 gelar. Pasangan legendaris Ricky Subagja/Rexy Mainaky menjadi tunggal putra Indonesia pertama yang menjadi juara pada 1995, dan dilanjutkan 1996.

Torehan itu kemudian dilanjutkan oleh Flandy Limpele/Eng Hian (1999), Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto (2004), Tony Gunawan/Candra Wijaya (2006), dan terakhir ada Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (2019).

Gelar terbanyak kedua datang dari nomor tunggal putra yakni 4 kali yang diawali oleh Joko Suprianto pada 1993, diikuti oleh Ardy Wiranata dan Hariyanto Arbi pada 1994 dan 1995.

 Setelah itu, terjadi jeda panjang hingga 22 tahun sebelum Anthony Ginting berhasil menjadi juara pada Korea Open 2017.