PBSI Datang Menengahi, Kevin Sanjaya dan Herry IP Akhirnya Berdamai

Jumat, 30 September 2022 16:12 WIB
Penulis: Miranti | Editor: Nugrahenny Putri Untari
© PBSI
Konferensi pers Ketua Umum PBSI, Agung Firman Sampurna, Herry IP dan Kevin Sanjaya secara virtual bersama awak media, Jumat (30/09/22). Foto: PBSI. Copyright: © PBSI
Konferensi pers Ketua Umum PBSI, Agung Firman Sampurna, Herry IP dan Kevin Sanjaya secara virtual bersama awak media, Jumat (30/09/22). Foto: PBSI.

INDOSPORT.COM – Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) datang menengahi, Kevin Sanjaya dan pelatihnya, Herry IP, akhirnya resmi berdamai kembali.

PBSI yang diwakilkan oleh sang ketua umum, Agung Firman Sampurna, menggelar konferensi pers bertema ‘Permasalahan di Sektor Ganda Putra’ secara virtual, Jumat (30/09/22).

“Pertama saya mau klarifikasi bahwa tidak ada konflik. Kita memang tidak ada konflik, antara pemain, pelatih, semuanya tidak ada konflik,” ucap Agung Firman Sampurna.

Lebih lanjut, Agung Firman Sampurna juga menegaskan, jika pun ada gesekan yang terjadi antara Kevin Sanjaya dan Herry IP seperti yang diberitakan, itu juga karena alasan yang kuat.

Hal itu tak lain salah satunya lantaran banyak tuntutan target dan situasi yang terjadi, hingga mendatangkan situasi fluktuatif pascapandemi Covid-19.

“Tapi memang dalam satu setengah tahun terakhir, kita menghadapi situasi yang begitu demanding. Begitu selesai Covid, kemudian intensitas turnamen itu tinggi.”

“Kemudian kita juga melakukan berbagai pembenahan diri di internal. Semua itu menuntut intensitas pemain maupun pelatih untuk menyesuaikan. “

“Untuk itu kita paham, dalam situasi itu, ada gesekan, dan saya pikir itulah indahnya organisasi,” sambung Ketum PBSI, Firman Agung Sampurna.

Kepada awak media, ketika diklarifikasi masalah narasi Kevin Sanjaya yang tidak ingin dilatih lagi dengan Herry IP, Ketum Umum PBSI menegaskan bahwa hal itu wajar terjadi.

"Saya pikir kalau orang sedang marah wajar saja bisa keluar macam-macam. Itu lumrah saja, tapi saya pikir orang menyampaikan narasi harus menyikapi sedang bijak,” sambung Agung Firman.