In-depth

Kejutan Bulutangkis yang Dinanti Pada 2023, Juara Olimpiade Rawan Dipaksa Cerai

Sabtu, 17 Desember 2022 20:05 WIB
Penulis: Miranti | Editor: Indra Citra Sena
© Lintao Zhang/Getty Images
Dua atlet berlabel juara Olimpiade Tokyo ini memiliki nasib buruk pada 2022, sehingga rawan dirombak di musim depan, termasuk Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping. Copyright: © Lintao Zhang/Getty Images
Dua atlet berlabel juara Olimpiade Tokyo ini memiliki nasib buruk pada 2022, sehingga rawan dirombak di musim depan, termasuk Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping.

INDOSPORT.COM – Dua atlet berlabel juara Olimpiade Tokyo ini memiliki nasib buruk pada 2022, sehingga rawan dirombak di musim depan, termasuk Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping.

Selain itu ada pasangan Zhang Shu Xian/Zheng Yu (ganda putri/China), dan Lee Yang/Wang Chi-lin (ganda putra/Chinese Taipei).

Meski 2023 masih beberapa pekan lagi, mari menilik tentang adanya kemungkinan dan kejutan yang lahir di musim depan dari dunia bulutangkis.

1. Perombakan Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping (China)

China memang terkenal sebagai salah satu negara badminton yang rajin untuk mengotak-atik pasangan mereka di sektor ganda.

Masih ingat betul ketika di 2022, Asosiasi Bulutangkis China (CBA) merombak total sektor ganda putra yang sedang seret prestasi dalam beberapa waktu ke belakang.

Alhasil, sejumlah pasangan pun lahir, termasuk Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi dan Liang Wei Keng/Wang Chang. Meskipun baru debut di tahun ini, namun mereka sudah menembus persaingan papan atas dunia.

Dari sektor lain, ganda campuran Zheng Siwei/Huang Yaqiong sebelum comeback dengan 10 gelar juara, di musim ini bahkan mereka sempat dicerai di beberapa turnamen karena menurunnya performa.

Juara Olimpiade Tokyo 2020, Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping pun sebenarnya sudah jadi korban bongkar pasangan dari CBA.

Huang Dong Ping dipasangkan dengan Feng Yanzhe di Denmark Open, French Open, dan Hylo Open 2022. Sementara Wang Yi Lyu harus rehat sejenak.

Selain faktor cederanya Wang Yi Lyu, perombakan Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping juga disinyalir lantaran pencapaian mereka yang kurang baik sejak menjuarai Olimpiade Tokyo.