Menyesal Tersingkir Cepat di Indonesia Masters, Pramudya/Yeremia Tetap Banjir Pujian

Rabu, 25 Januari 2023 10:54 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Indra Citra Sena
© PBSI
Ganda putra Indonesia, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Rambitan, tetap mendapatkan pujian dari penggemar meski tersingkir cepat di Indonesia Masters 2023. (Foto: PBSI) Copyright: © PBSI
Ganda putra Indonesia, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Rambitan, tetap mendapatkan pujian dari penggemar meski tersingkir cepat di Indonesia Masters 2023. (Foto: PBSI)

INDOSPORT.COM – Ganda putra Indonesia, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Rambitan, tetap mendapatkan pujian dari penggemar meski tersingkir cepat di Indonesia Masters 2023.

Duel sesama ganda putra Indonesia di babak 32 besar Indonesia Masters 2023, Fajar Alfian/Rian Ardianto vs Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan berakhir untuk kemenangan FajRi.

Bertanding di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (24/1/23) petang, Fajar Alfian/Rian Ardianto awalnya sempat tertinggal di game pertama, tetapi mereka bisa comeback dan menang 18-21, 21-14, 21-10.

Kemenangan ini sekaligus menyamakan kedudukan head to head Fajar/Rian dengan Pramudya/Yeremia. Sebelumnya, Pramudya/Yeremia unggul head to head 2-1.

Pramudya/Yeremia mengungkapkan penyebab mereka gagal menghentikan ambisi Fajar/Rian dalam mempertahankan gelar juara di Indonesia Masters 2023.

“Tadi memang bermain rubber tapi tidak terlalu ramai karena kami banyak eror,” ungkap Pramudya Kusumawardana melansir dari Antara.

Yeremia Rambitan menyesali kekalahannya terjadi karena dia merasakan sakit di bagian pahanya lantaran ototnya terarik. Ini terjadi di gim pertama.

“Tadi di gim pertama terasa otot paha belakang seperti tertarik, makanya sempat minta Pram untuk bantu di (posisi) belakang. Di gim kedua makin terasa sakitnya, jadi permainan saya tidak keluar,” ujar Yere.

Pramudya sendiri menilai kekalahan dari Fajar/Rian menunjukkan bahwa ada kemajuan dari pertandingan kontra rekan senegaranya di Malaysia Open dua pekan lalu yang langsung kalah dua gim.

“Cukup ada kemajuan karena kami kalah rubber game. Kalau saya pribadi pasti menyemangati partner, bagaimana pun dia teman main,” sambung Pramudya.

“Kami juga berusaha beradaptaasi dengan kondisi. Dulu kami mengandalkan kecepatan, kalau sekarang mungkin main taktis dan lebih mempelajari lawan,” tukasnya.