In-depth

Catatan Miris Indonesia di All England: Nomor Tunggal Bikin Meringis, Ganda Putri Lebih Tragis

Sabtu, 18 Maret 2023 12:55 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti | Editor: Prio Hari Kristanto
© PBSI
Pasangan ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti perpanjang rekor buruk di All England. (Foto: PBSI) Copyright: © PBSI
Pasangan ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti perpanjang rekor buruk di All England. (Foto: PBSI)
Tunggal Putri dan Ganda Putri Masih Puasa Gelar di All England

Sama seperti nomor tunggal putra, sektor tunggal putri juga sudah lama mengalami puasa gelar di All England.

Legenda bulutangkis Tanah Air, Susy Susanti, menjadi tunggal putri Indonesia yang terakhir menjadi juara di ajang BWF Super 1000 tersebut.

Saat itu Susy Susanti mampu meraih gelar keempatnya usai mengalahkan wakil China, Ye Zhaoying dengan skor 11-5 dan 11-9 di All England 1994.

Rekor ini sendiri hampir dipatahkan oleh Gregoria Mariska, tetapi langkahnya terhenti di babak perempat final usai kalah dari Chen Yu Fei dengan skor tipis 22-24 dan 21-23 di All England 2023.

Hasil ini juga membuat Gregoria Mariska menjadi tunggal putri pertama yang mencapai babak perempat final sejak Lindaweni Fanetri pada 2013 lalu.

Begitu juga dengan tunggal putra, tetapi sayangnya Anthony Sinisuka Ginting yang terdepak di babak perempat final edisi kali ini.

Namun puasa gelar di sektor tunggal putra dan putri bisa dibilang lebih baik ketimbang nomor ganda putri yang lebih tragis.

Pasalnya, Indonesia belum pernah menang selama hampir setengah abad alias 44 tahun lamanya. Pasangan Verawaty Fajrin/Imelda Wiguna menjadi ganda putri Indonesia terakhir yang menjadi juara di All England 1979.

Rekor tersebut diharapkan bisa dipatahkan pada edisi kali ini, tetapi sayangnya Apriyani Rahayu/Siti Fadia gagal memenuhi ekspektasi karena gugur di perempat final.

Kini Indonesia hanya berharap kepada perwakilan ganda putra Fajar/Rian dan Ahsan/Hendra untuk meneruskan gelar yang diraih oleh Bagas/Fikri pada 2022, dan Rehan/Lisa yang ingin meraih gelar yang terakhir dicapai oleh Praveen/Melati di All England 2020.

Baca berita sepak bola dan olahraga lainnya di Google News