In-depth

Kalah 2 Kali Beruntun, Tanda-tanda Kejayaan Viktor Axelsen Mulai Runtuh di Dunia Bulutangkis?

Minggu, 19 Maret 2023 21:23 WIB
Editor: Juni Adi
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Anthony Ginting vs Viktor Axelsen Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Anthony Ginting vs Viktor Axelsen
Kesaktian Axelsen Mulai Luntur?

Tidak hanya mantan pebulutangkis yang mengikuti perkembangan performa Axelsen. Pelatih tunggal putra Indonesia, Irwansyah juga kerap berdiskusi dengan para pemain pelatnas PBSI khususnya tunggal putra, bagaimana strategi mengalahkan Axelsen.

Irwansyah mengatakan bahwa Axelsen memiliki tipe permainan defense-balik-serang. Artinya, dia akan bertahan lebih dulu. Axelsen lantas memanfaatkan posturnya yang menjulang, mencapai 194 cm, untuk menjangkau semua sisi lapangan. 

“Intinya, untuk mengalahkan Axelsen, Ginting atau Jonatan harus lebih menyerang,” ucap Irwansyah saat wawancara dengan Jawapos.

Sementara Taufik Hidayat menilai kalau Axelsen bisa dikalahkan jika lawannya memiliki power lebih untuk bisa mengimbangi dalam sisi kecepatan.

"Axelsen punya kelebihan postur tubuh yang tinggi, smash sangat tajam. Untuk bisa mengalahkan dia, lawannya harus tampil lebih cepat dan ekstra," kata Taufik Hidayat.

"Maka dari itu untuk bisa mengalahkannya dia, lawannya harus tampil lebih ekstra power, kalau latihan juga harus ekstra," tambahnya.

Kejayaan Axelsen di tahun 2022 dimana banyak pihak yang kesulitan mencari cara untuk menaklukannya, tidak dilanjutkan di tahun baru 2023 ini.

Dari tiga turnamen yang sudah dilakoni pada awal tahun ini, dua di antaranya berakhir dengan kekecewaan karena kalah beruntun.

Viktor Axelsen mengawali tahun 2023 saat tampil di Malaysia Open. Dia sukses meraih gelar juara usai mengalakan Kodai Naraoka dengan skor akhir 21-6 dan 21-15 di final.

Selanjutnya Axelsen berjuang di India Open, sayang ia tidak beruntung. Di final pria berusia 29 tahun itu dikalahkan oleh wakil Thailand, kunlavut vitidsarn dengan skor akhir 22-20, 10-21, 21-12. 

Kekalahan kedua Axelsen secara beruntun dialami di All England 2023 baru-baru ini. Ia bahkan ditumbangkan sejak babak 16 besar oleh wakil Malaysia, Ng Tze Yong, 21-15, 9-21, dan 23-21.

Viktor Axelsen pun gagal mempertahankan gelar juara All England-nya yang ia rebut pada 2022 lalu. 

"Hari ini penampilan saya bukan seperti biasanya. Saya merasa tidak enak badan, saya membuat terlalu banyak kesalahan," ungkap Axelsen pasca pertandingan.

Ini adalah kekalahan kedua yang dirasakan oleh Axelsen pada tahun ini oleh pemain yang terbilang masih muda. Ng yang masih berusia 22 tahun menambah daftar panjang lawan Axelsen dari kalangan muda.

Sebelumnya Axelsen juga tumbang dari Kunlavut Vitidsarn (Thailand) yang berusia 21 tahun. Melihat fakta di atas mengenai usia, apa yang dikatakan oleh Taufik Hidayat ada benarnya.

Axelsen yang sudah memasuki usia 29 tahun, sedikit lamban dan keteteran menghadapi lawan dengan usia yang jauh lebih muda dan mempunyai kecepatan. Alhasil ia kalah dua kali beruntun di turnamen bergengsi. 

"Ini adalah kemenangan terbesar sepanjang karier saya. Saya tidak terlalu banyak berpikir sebelum pertandingan.

"Saya hanya mencoba memberikan yang terbaik, mencoba tetap tenang, terutama ketika dia (Axelsen) memiliki dua match point," kata Ng dikutip dari laman resmi BWF usai pertandingan.

Jika tak segera membenahi kesalahannya, kejayaan Viktor Axelsen cepat atau lambat akan segera berakhir seperti halnya Kento Momota yang sempat sulit dikalahkan di tunggal putra dalam beberapa waktu lalu.