x

Rival Susy Susanti Bongkar Borok Bulutangkis China, Dicurangi di Olimpiade dan Dihapus dari Sejarah

Sabtu, 27 Agustus 2022 18:38 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti | Editor: Isman Fadil
Jagat bulutangkis dunia kini dihebohkan dengan pengakuan Ye Zhaoying, rival berat Susy Susanti yang bongkar borok dan kekejaman bulutangkis China.

INDOSPORT.COM – Jagat bulutangkis dunia kini dihebohkan dengan pengakuan Ye Zhaoying, rival berat Susy Susanti yang bongkar borok dan kekejaman bulutangkis China.

Ye Zhaoying bukanlah nama asing di dunia bulutangkis. Sebab, ia merupakan tunggal putri peringkat 1 dunia pada tahun 1995.

Baca Juga

Ye Zhaoying juga merupakan musuh besar legenda Indonesia, Susy Susanti diera 90-an. Namanya begitu melegenda, namun sayangnya nasibnya tak semujur para rivalnya.

Ye Zhaoying memang sejak lama namanya telah dihapus dalam sejarah China meski telah mengharumkan nama bangsa. Lama bungkam, kini sang legenda akhirnya buka suara dan membeberkan fakta mengejutkan.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Ye Zhaoying saat wawancara eklusif dengan mantan rivalnya sekaligus eks ratu bulutangkis Eropa, Camilla Martin di TV 2 SPORT.

Baca Juga

Legenda yang kini berusia 48 tahun itu secara detail menjelaskan bahwa dirinya diperintahkan kalah saat melawan rekan senegaranya, Gong Zhichao di semifinal, agar rivalnya tersebut bisa ke babak final dan mengalahkan Camilla Martin di Olimpiade 2000.

Keputusan tersebut merupakan hasil perundingan antara pelatih kepala tim bulutangkis China, Li Yongbo dan pelatih kepala tunggal putri, Tang Xueha yang memerintahkan dirinya tak boleh terlihat sengaja kalah saat berhadapan dengan Gong Zhichao.

Ia juga tak boleh membuat Gong Zhichao kelelahan serta tak boleh bermain dalam rubber games. Mau tak mau ia juga harus mematuhi perintah tersebut, karena sulit melawan sistem serta jika tidak dan China gagal meraih Olimpiade maka terancam dianggap pengkhianat dan jajaran kepengurusan dipecat.

Baca Juga

"Anda merasa sangat tidak berdaya karena sendirian melawan seluruh sistem. Olimpiade hampir merupakan kesempatan sekali seumur hidup sebagai seorang atlet, jadi rasanya sangat sedih ketika kamu harus membiarkan dirimu kalah. Saya tidak bisa berbuat apa-apa terhadap sistem,”

“Jika saya menang di semifinal dan kemudian kalah di final dari Camilla Martin, maka semua orang akan menganggap saya pengkhianat. Tak peduli dengan hal yang telah saya torehkan, karena semua hanya tentang Olimpiade,” ucap Ye Zhaoying soal skandal di Olimpiade 2000.


1. Ye Zhaoying dan Suami Dihapus dalam Sejarah China

Legenda bulutangkis tunggal putri China Ye Zhaoying.

Ye Zhaoying dan sang suami, Hao Haidong yang juga merupakan legenda sepak bola Tiongkok dipaksa menerima kenyataan pahit bahwa namanya dihapus dalam sejarah China meski menorehkan sederet prestasi.

Bahkan Ye Zhaoying dan Hao Haidong hidup dalam pengasingan dan meyandang status Persona non grata dan biasanya tidak boleh hadir di suatu tempat atau negara karena dianggap merugikan negara lantaran pandangan politiknya yang menentang rezim komunis China.

Baca Juga

Hal ini pun membuat namanya dihapus di buku sejarah China dan bahkan platform Baidu di mana namanya sama sekali tak tercantum.

Ye Zhaoying merasa sendirian melawan seluruh organisasi, karena secara internal, kecurangan terorganisir tidak pernah menjadi tema di antara para pemain, namun kini sudah berakhir.

“Inilah alasan mengapa suami saya, Hao Haidong, dan saya sekarang berdiri dan berbicara menentang pemerintahan dan korupsi Tiongkok. Karena itu, semua olahragawan China dijadikan alat para politisi, dan jadi korban sistem yang salah,” ucap sang legenda bulutangkis.

Kedutaan China di Denmark pun sempat ditanyai tentang pengakuan Ye Zhaoying soal kecurangan di Olimpiade 2000, dan dijawab bahwa tunggal putrinya disebut sebagai anti China.

Baca Juga

“Dia (Ye Zhaoying) selalu anti-China. Pertanyaannya tidak layak untuk dijawab,” ucap kedutaan China di Denmark.

Padahal pihak dua legenda olahraga Tiongkok itu mengatakan bahwa dirinya bukan anti-China melainkan hanya menentang rezim yang kotor.

“Pemerintah China mengatakan kami adalah pengkhianat, tetapi kami tidak pernah mengatakan hal negatif tentang orang-orang China. Kami hanya berbicara menentang rezim Tiongkok,” timpal Hao Haidong.


2. Ye Zhaoying dan Hao Haidong Kehilangan Keluarga Usai Dituduh Pengkhianat

Legenda bulutangkis tunggal putri China Ye Zhaoying.

Lebih lanjut, Ye Zhaoying dan Hao Haidong mengaku skandal kecurangan dan melawan rezim China membuat mereka dijauhi oleh keluarganya sendiri.

“Orang tua saya mengatakan bahwa saya bukan bagian dari keluarga lagi,” ucap Hao Haidong.

Senada dengan sang suami, Ye Zhaoying mengatakan bahwa ayahnya sangat marah padanya dan memintanya agar tak usah mengritik pemerintah China.

“Ayah saya selalu mengatakan kepada saya untuk menjalani hidup saya dan berhenti berbicara tentang pemerintah China. Mereka benar-benar menentangnya,” ucap eks tunggal putri tersebut.

Selain itu keduanya mengatakan bahwa mereka tak lagi berkomunikasi dengan rekan sesama olahragawan karena nama mereka sudah masuk dalam daftar hitam.

Usai pentas Olimpiade yang membuatnya meraih medali perunggu yang juga menjadi medali satu-satunya yang berhasil dirinya raih di kancah Olimpiade, Zhaoying memutuskan untuk pensiun saat masih berusia 26 tahun.

Kini Ye Zhaoying dan Hao Haidong memilih tinggal di Spanyol dan menjalani hidup bahagia meski memiliki masa lalu pelik nan pahit.

ChinaSusy SusantiOlimpiade Sydney 2000Berita BulutangkisAsosiasi Bulutangkis China (CBA)Ye ZhaoyingHao Haidong

Berita Terkini