Wawancara Khusus

Cita-Cita Kurniawan Dwi Yulianto Dobrak PSSI di Hari Pahlawan

Minggu, 16 Oktober 2016 13:00 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Galih Prasetyo
 Copyright:
Coba Perbaki Benang Kusut Sepakbola Indonesia

INDOSPORT: Bagaimana pembinaan pemain muda Indonesia?

Kurniawan: Untuk akedemi atau diklat itu seharusnya ada di setiap daerah-daerah di Indonesia, saya dengar banyak diklat di daerah yang isinya justru para pemain titipan yang membayar. Padahal saat zaman saya, masuk ke dalam diklat itu sangat sulit, yang diseleksi banyak tapi yang diterima hanya sedikit.

Lalu selanjutnya di pemain berusia 16-17 Indonesia itu harusnya berkembang dan punya liga, tapi justru liganya gak diputar. Memang kalau pembinaan pemain muda atau grasroot ini tidak bisa dijual, tapi seharusya itu terus berjalan.

Lalu di level senior, kita selalu bilang liga kita profesional tapi justru banyak rule yang dilanggar. Contoh pemain asing harus dapat rekomendasi agen resmi kalau ingin bermain di Indonesia, tapi justru para klub merekrut pemain asing asal-asalan.

Ada lagi rekayasa seharusnya tim dengan penampilan terbaik juara kompetsisi ini malah ada pengaturan dimenangkan salah satu tim.

1K