Wawancara Khusus

Cita-Cita Kurniawan Dwi Yulianto Dobrak PSSI di Hari Pahlawan

Minggu, 16 Oktober 2016 13:00 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Galih Prasetyo
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Eks penyerang Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto yang kini jadi calon ketua umum PSSI.  Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Eks penyerang Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto yang kini jadi calon ketua umum PSSI.
Damaikan kubu PSSI dan Pemerintah

INDOSPORT: Melihat konflik yang PSSI vs Pemerintah yang sempat berujung pembekuan?

Kurniawan: Sangat menyayangkan, seharusnya mereka bersinergi untuk membangun sepakbola, saya tidak mau terjebak dengan pro sana pro sini karena itu sensitif. Pada dasarnya federasi butuh pemerintah tapi rule-nya pemerintah gak boleh intervensi jadi gak ketemu, tapi karena kita orang timur marilah tekan ego masing-masing dan duduk bersama.

INDOSPORT: kalau jadi ketua PSSI bagaimana menjalin hubungan baik dengan Kemenpora?

Kurniawan: Kita kan orang Indonesia, apa yang tidak bisa diselesaikan dengan duduk bersama? Masing-masing punya ego, punya kepentingan, kita harus bersinergi tak cuma dengan pemerintah tapi dengan masyarkat, pemerintah, fans, dan pemilik klub.

Contoh supporter yang intimidasi dengan wasit. Mereka dianggap berat sebelah , saya pernah tahu mereka tidak dibayar tapi mereka takut dengan keselamatan diri mereka. Fanatisme boleh, hanya saja ya kita akan gini-gini saja, kalau kualitas kompetisi bagus insya allah timnas juga bagus.

Contoh seperti di Malaysia, mereka juga punya konflik. Tapi akhirnya mereka punya program yang masing-masing provinsi punya diklat. Filosofi sepakbola malaysia itu goal-nya mereka di 2026-2030 cara bermain timnas mereka di segala usia sudah sama, tujuannya juga.

INDOSPORT: Anda Ingin mengubah sistem SSB kerja sama dengan Kemenpora dan Kemendkbud?

Kurniawan: saya ingin diklat dihidupkan lagi, ada 34 provinsi dan asprov harus memutar kompetisi. Pemain terbaik itu masuk ke diklat, coba bayangkan kalau kita benar-benar bikin liga dari tingkat kabupaten. Di diklat nanti PSSI harus menggaji pelatih yang top level, lisensi A, lalu ada tim talent scouting juga yang diganedeng PSSI.

Bagaimana caranya liga ini tak cuma menjual produk, tapi standard prestasi juga dimasukkan. Kalau selama ini kan operator hanya mereka jual brand.

1K