Cita-Cita Kurniawan Dwi Yulianto Dobrak PSSI di Hari Pahlawan
INDOSPORT: Kenapa tidak setuju dengan program Primavera? Padahal dulu Anda sempat menjalani program tersebut dan merumput di Italia.
Kurniawan: Saya lebih setuju pemain-pemain inonesa berbakat disebar ke berbagai akademi. Sebagai contoh Islandia, mereka punya program 20 tahun, menyebar pemain-pemain muda berbakat ke berbagai akademi di Eropa. Hasilnya? Mereka bisa lolos ke babak 16 besar Euro kemarin.
Dengan berada di akademi luar, mereka secara teknik skill akan meningkat karena mereka berlatih di level yang lebih atas dari di Indonesia, termasuk mindset dan mentality. Karena saya mengalami di Primavera, oke kita belajar di sana tapi hanya sebatas memindahkan latihan di sana. Atmosfer di sana bagaimana, tapi seandainya banyak pemain yang dikirim ke di luar negeri seharusnya mereka bermain di level lebih tinggi.
INDOSPORT: Tanggapan soal Kasus Tristan Alif? (Pemain muda Indonesia yang kabarnya bergabung dengan klub promosi La Liga, Leganes, namun dibantah media Spanyol)
Kurniawan: Seharusnya dalam sepakbola itu jangan ada rekayasa karena saya kasihan dengan Alif. Walau itu disekolahkan atau bagaimana di Spanyol, saya rasa masyarakat kita tidak masalah dengan hal itu. Tapi kalau seperti ini kan kasihan sendiri. Karena dia yang kena imbasnya karena kan kabarnya dia benar-benar sudah bergabung di klub tersebut.
INDOSPORT: Melihat banyak bakat-bakat muda Indonesia yang merumput di luar dan ingin pindah kewarganegaraan?
Kurniawan: Itulah kenapa kita harus bersinergi dengan pemerintah. Para pemain muda yang bermain di luar kan pasti tercatat datanya di kedubes, nah dari situ kita bias buat database pemain-pemain muda berbakat ini.
Tapi jujur, saya juga tidak bis amenyalahkan merek kalau ingin membela timnas Negara tempat tinggal mereka saat ini. Melihat kondisi sepakbola Indonesia yang masih seperti ini.