Critic Sport

Gapai Mimpi di Luar Negeri, Bagaimana Peran PSSI dan Pemerintah terhadap Nasib Pesepakbola Indonesia

Senin, 31 Oktober 2016 15:00 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Joko Sedayu
© Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Tristan Alif Copyright: © Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Tristan Alif

Kemampuan olah bola pemain Indonesia saat ini mulai dilirik oleh klub-klub dari luar negeri. Sebut saja nama, Andik Vermansah yang sukses bersama Selangor FA, maupun Dedi Kusnandar yang berseragam Sabah FA.

Untuk pesepakbola muda, ada nama Abdurrahman Iwan dan Andri Syahputra yang menjadi bintang di sepakbola Qatar. Kemudian ada nama Richie Risnal yang berlatih di Belanda, hingga Tristan Alif dan Yussa Nugraha, yang dikabarkan sempat menjadi incaran raksasa Belanda, Ajax Amsterdam dan Feyenoord.

Namun, karier para pesepakbola tersebut tidak semuanya berjalan mulus. Contoh nyata adalah gagalnya Tristan Alif dan Yussa Nugraha bergabung dengan sejumlah klub Eropa lantaran terkendala masalah administrasi.

Hal yang sama juga dialami pemain profesional seperti Boaz Solossa, Patrich Wanggai, dan Oktovianus Maniani. Sempat membela klub Timor Leste, para pemain tersebut harus dipulangkan ke Indonesia karena mengalami kesulitan mendapatkan izin kerja.

Melihat  beberapa hal di atas memang patut dipertanyakan bagaimana peran Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan pemerintah mengayomi dan membantu para pesepakbola tersebut. Berdasarkan masalah tersebut, INDOSPORT mencoba menjabarkan kepada pembaca setia.

405