Miliki Tato Bertendensi Rasis, Mantan Pemain Juventus Surati Komunitas Yahudi

Selasa, 8 November 2016 08:54 WIB
Editor: Rizky Pratama Putra
 Copyright:

Meskipun sudah pensiun sebagai pesepakbola, namun Paolo Di Canio tetap menjadi penebar sensasi di Negeri Pizza. Kali ini Di Canio menjadi sorotan lantaran salah satu rajahan di tubuhnya yang bernada rasis.

Pemain yang pernah membela Juventus, AC Milan, dan Lazio ini memiliki tato bertuliskan 'DUX' di lengan sebelah kanannya. 'DUX' sendiri merupakan nama lain dari 'Il Duce', sebutan bagi Benito Mussolini.

Mussolini merupakan mantan pemimpin fasis di Italia yang juga bertanggung jawab atas pembantaian warga Yahudi di Italia. Akibat tato ini, Di Canio juga harus kehilangan pekerjaan sebagai komentator di Sky Sports Italia.


Paolo Di Canio kembali menebar sensasi karena tato bernada rasis yang berada di lengan kanannya.

Untuk itu, pemain yang pernah berkibar bersama West Ham United ini melayangkan surat terbuka kepada komunitas Yahudi di Italia. Surat ini sendiri ditujukan kepada Noemi Di Segni, Presiden Komunitas Yahudi di Italia.

Di Canio mengaku bukanlah seorang anti-semit. Namun, tato tersebut diakui sebagai salah satu momentum pengingat kekejian sang diktator terhadap kejahatan kemanusiaan yang dilakukannya. 

"Saya merasa perlu untuk meluruskan kembali bahasan tentang peristiwa di masa lalu di mana posisi saya sudah jelas; saya sama sekali tidak mendukung anti-semit, perilaku rasis, diskriminatif, serta ide atas perilaku kekerasan," ujar Di Canio dalam suratnya.


Benito Mussolini merupakan mantan pemimpin fasis Italia yang bertanggung jawab atas pembantaian warga Yahudi di negerinya saat berkuasa.

Di Canio juga menyebut dengan tegas bahwa apa yang dilakukan oleh Mussolini merupakan hal yang tidak bisa dibenarkan. Inilah yang membuatnya penting untuk mengingatkan kepada para kaum muda tentang kejadian kelam yang pernah terjadi di Italia dan Eropa.

"Menjadi seorang sosok publik figur membuat saya merasa penting untuk menyadarkan kamu muda untuk saling bersolidaritas dan menghormati hal ini. Kebutuhan untuk bersatu, bukan terpecah, untuk melawan segala bentuk anti-semit dan perilaku rasis," tambah Di Canio.

Di Canio sendiri beberapa kali melakukan tindakan yang bertendensi rasis saat masih bermain. Bahkan Di Canio pernah mendapatkan larangan bermain saat memberikan salam rasis kepada para pendukung Lazio di tahun 2005 lalu.

157