5 Stadion Angker yang Jadi Kuburan Indonesia di Piala AFF
Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) adalah stadion kebanggaan Indonesia ketika menjamu tim sepakbola luar negeri di Tanah Air. Dengan kapasitas yang dulu mampu menampung hingga 100 ribu penonton, SUGBK menjadi tempat menakutkan bagi lawan-lawan Timnas Garuda.
Namun, kenyataan tersebut berbanding terbalik. Ternyata, Indonesia tidak selalu beruntung jika bermain di stadion yang terletak di bilangan Senayan, Jakarta tersebut, apalagi ketika Tim Merah Putih bermain di Piala AFF.
SUGBK mulai menggelar Piala AFF pada tahun 2002, di mana Indonesia untuk pertama kalinya bertindak sebagai tuan rumah bersama dengan Thailand. Meski bermain di hadapan publik sendiri, Indonesia yang saat itu ditangani Ivan Venkov Kolev dibuat ketar-ketir karena hampir gagal lolos ke babak semifinal.
Bermain sebagai tuan rumah, Indonesia tampil gugup. Menjamu tim sekelas Myanmar, Aji Santoso dan kawan-kawan hanya mampu bermain imbang 0-0. Bahkan dukungan suporter di SUGBK tidak membantu Indonesia ketika hampir dipermalukan Vietnam sebelum bermain imbang 2-2.
Beruntung Indonesia masih bisa lolos ke babak semifinal, di mana mereka mengalahkan Malaysia 1-0 melalui gol Bambang Pamungkas dan lolos ke final. Namun, raksasa Asia Tenggara, Thailand, sudah menunggu di partai puncak.
Menggelar laga final Piala AFF 2002 antara Indonesia melawan Thailand, SUGBK disesaki sekitar lebih dari 100 ribu penonton. Lautan warna merah menghiasi tribun dan nyanyian yel-yel dukungan untuk Timnas Garuda menggema hingga keluar stadion.
Sayang, SUGBK ternyata juga belum mampu untuk membawa Indonesia menjadi jawara di Asia Tenggara. Setelah bermain imbang 2-2 pada waktu normal, tim Gajah Putih Thailand mengalahkan Indonesia melalui babak adu penalti.
Pada Piala AFF 2004, Indonesia kembali menembus babak final. Tapi tidak terdapat peran SUGBK pada prestasi tersebut, karena Indonesia menelan kekalahan 1-2 dari Malaysia pada leg pertama babak semifinal.
Beruntung, sebelum tragedi final Piala AFF 2010, Indonesia masih dinaungi Dewi Fortuna di Stadion Nasional Bukit Jalil. Indonesia secara mengejutkan menang telak 4-1 atas Malaysia.
Akan tetapi, Indonesia kembali tidak memaksimalkan status tuan rumah ketika menjamu Singapura pada leg pertama final Piala AFF 2004. SUGBK kembali jadi saksi bisu keterpurukan Indonesia di dunia sepakbola setelah Singapura menang 1-3. Indonesia pun kembali gagal jadi juara setelah kalah 2-1 di Singapura.
Kesialan Indonesia di SUGBK pada Piala AFF berlanjut pada tahun 2008. Meski dikalahkan Singapura 0-2 di SUGBK, Budi Sudarsono dan kawan-kawan tetap mampu lolos ke babak semifinal.
Namun, Indonesia hanya mampu melangkah hingga babak empat besar pada Piala AFF 2008. Pada leg pertama di SUGBK, gol cepat Teerasil Dangda pada menit keenam menggetarkan gawang kiper Markus Horison, dan membawa Thailand unggul 0-1.
Indonesia seharusnya berpeluang besar untuk menyamakan kedudukan atau bahkan membalikkan keadaan. Beberapa kali gempuran anak asuhan Benny Dollo membuat kiper Thailand jatuh bangun, sayang, Dewi Fortuna tampaknya tidak memberkati Indonesia, dan skor 0-1 untuk Thailand berakhir hingga laga bubar.
Kekalahan di SUGBK jelas menyulitkan Indonesia pada leg kedua di Bangkok. Indonesia pun dipastikan gagal lolos ke final setelah kalah dengan agregat 1-3.