88 Tahun Persija: Bermula Kebakaran di Pasar Baru hingga Surat Cinta dari Sukarno

Senin, 28 November 2016 09:51 WIB
Editor: Gerry Anugrah Putra
 Copyright:
Kebakaran di Gang Bunder, Lahirkan Bond Sepakbola VIJ

Abah Alwi pernah menuturkan dalam harian Republika bahwa kelahiran Persija berawal dari kebakaran Gang Bunder, Passer Baroe, Batavia-Centrum tahun 1928. Dari persitiswa itulah, suatu perkumpulan sepak bola pribumi di kota Batavia bersiap untuk lahir. Musibah yang menimpa warga Gang Bunder tersebut mendorong pemuda-pemuda pribumi untuk melakukan aksi sosial.

Sayangnya, saat ingin memakai Lapangan Deca Park milik klub Hercules, mereka tak mendapat izin dari organisasi sepak bola Londo di Batavia, yakni Voetbalbond Batavia Omstaken (VBO). Sebuah diskriminasi yang membuat pemuda pribumi tak terima dengan penolakan VBO.

Namun siapa sangka niat untuk membantu korban kebakaran Gang Bunder itu kemudian berujung dengan pendirian Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ). VIJ lahir dari semangat pergerakan dan juga keinginan kuat para pribumi untuk merdeka.

Surat kabar popular di Betawi, yakni Pemandangan pada tahun 1938 pernah membahas berdirinya Voetbalbond Indonesia Jacatra, dalam sebuah tulisan berjudul “Riwajat VIJ”. Bahasan ulang tahun VIJ itu bahkan dibuat edisi khusus “Sepoeloeh Tahoen VIJ” tahun 1938.

Dalam tulisan tersebut dipaparkan bahwa VIJ lahir dari ide Soeri dan A Alie. Keduanya mempunyai keinginan membuat bond yang khusus menampung para pesepakbola dan klub lokal di Batavia.

Dalam rapat-rapat pendirian bond itu, Soeri dan A Allie tak sendirian merumuskan ide tersebut. Alie juga mengundang Batamsche Studeendeu dan Persatoean Medan Sport (PMS) yang diwakili oleh A Hamid dan A Gaul.

Tujuan dasar dari pembentukan bond tersebut adalah sebagai wadah persatuan klub-klub lokal yang sudah banyak tersebar di Batavia sekaligus menjadi salah satu alat perjuangan menuju kemerdekaan melalui jalur sepakbola yang kian populer di seluruh penjuru Nusantara.

Pada November 1928, lahirlah VBB (Voetbal Boemipoetera) sebagai perserikatan awal yang ada di Batavia. Nama Boemipoetera dipilih untuk membangkitkan rasa nasionalisme pribumi yang kerap tak mendapat kesempatan unjuk kemampuan di dunia sepakbola.

Namun, banyak perbedaan pendapat dari para pengurusnya setelah bond tersebut berdiri. Apalagi, jika menyangkut sikap perlawanan perserikatan tersebut terhadap VBO, yang disokong Belanda. Lepas dari rasa takut akan ancaman Belanda saat menggunakan nama Indonesia, akhirnya pada tanggal 30 Juni 1929, para pengurus sepakat mengganti nama VBB menjadi Voetbalbond Indonesia Jacartra (VIJ).

Tahun 1928 sendiri tetap dipakai sebagai tahun kelahiran dari VIJ (dan nantinya Persija) oleh para pengurus. Dalam buku 60 tahun Persija, dijelaskan bahwa lahirnya bond VIJ ini diprakarsai oleh Soeri (klub Setiaki), A. Alie Subrata (klub Ster), A. Hamid (MOS), A. Soerodjo (Setiaki), Soerjadi (MOS), Tamerin (BSVC), R. Soekardi (Ster), Soepardi (MOS) dan M.E. Asra (Ster). Salah satu klub yang ikut mendirikan VIJ, yaitu PMS (Persatoean Medan Sports), tak setuju dengan nama yang berbau “Indonesia”.

PMS akhirnya memutuskan untuk keluar dari keanggotaan VIJ. Seiring perjalanan waktu, VIJ kebanjiran peminat dengan ditandai masuknya anggota baru di tahun 1929, yaitu BSVC serta Tanah Abang. Usaha perjuangan VIJ untuk bisa menjadi wadah sepakbola bagi klub lokal Jakarta terus dikembangkan.

2.6K