Mengendus Kepercayaan Lokal dalam Sepakbola Nasional
Pemandangan unik terjadi di Stadion Siliwangi Bandung, Sabtu (13/02/16) silam. Tiga lelaki agak tua, dengan ikat kepala dan baju serba hitam.
Aksesoris besar menghiasi jemari dan leher tiga pria tersebut. Tapi ada satu pemimpin dari dua pria lain, Abah Cahya panggilannya.
Abah Cahya merupakan satu dari sebagian besar tukang sawen yang sering turun tangan mengawal jalannya pertandingan. Tugasnya adalah memindahkan hujan jika melintas di lokasi jalannya pertandingan.
Abah Cahya bersama para pawang hujan yang sempat membantu pertadingan Persib Bandung.Masyarakat kita biasa menyebutnya dengan sebutan pawang hujan. Saat itu Abah Cahya tengah ditugasi untuk menjaga agar Stadion Siliwingi tak diguyur hujan saat Persib Bandung melakoni laga uji coba melawan Bali United.
"Memang pernah kita lakukan datengin pawang ujan dengan maksud agar penyelenggaraan berjalan dengan lancar karena memang waktu itu lagi musim hujan. Tapi itu dulu beberapa musim yang lalu, kalau sekarang-sekarang termasuk TSC gak pernah karena sekarang lebih pasrah aja mau hujan atau enggak. Karena sama aja mau hujan atau enggak juga," tutur Bram kepada INDOSPORT.
Kehadiran sosok Abah Cahya sendiri diakui oleh Budi Bram Rachman pernah menjadi bagian dari laga Persib Bandung. Bram mengatakan bahwa pawang hujan menjadi salah satu hal vital semasa Persib masih bermarkas di Stadion Siliwangi.
"Mungkin dulu saat masih main di (Stadion) Silwangi. Karena dulu kalau hujan besar, Siliwangi suka tergenang lapangannya," tutur Bram.