Piala AFF U-18 2017

Rapor Pemain Timnas Indonesia U-19 Usai Kalahkan Myanmar

Rabu, 6 September 2017 15:00 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Goal
Rifad Marasabessy, pemain Madura United. Copyright: © Goal
Rifad Marasabessy, pemain Madura United.
Pemain Belakang

Rifad Marasabessy (Nilai 8)

Pemain masa depan Madura United ini tampaknya pantas untuk mendapat nilai delapan. Sepanjang pertandingan, ia tampil sangat bagus dalam membantu setiap serangan Timnas Indonesia U-19. Walaupun bermain sebagai bek kanan, pergerakan Rifad yang acap kali melakukan overlapping dan melakukan kerja sama dengan Feby Eka Putra sangat merepotkan sisi kiri pertahanan Myanmar.

Terlepas dari telatnya Rifad membantu pertahanan saat gol pertama Myanmar, pemain asal Tulehu, Maluku itu sangat berperan besar pada dua gol yang dilesakkan Timnas U-19 oleh Egy Maulana Vikri. 

Gol penyama kedudukan pada menit ke-71 tidak lepas dari aksi Rifad Marasabessy yang melepaskan tendangan, yang kemudian tidak diantisipasi sempurna oleh kiper Myanmar sehingga memudahkan Egy Maulana mencetak gol.

Selanjutnya, Rifad juga melepaskan umpan kunci masa injury time babak kedua yang akhirnya mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Egy Maulana untuk mencetak gol sekaligus menjadi penentu kemenangan Indonesia.

Sepanjang laga, Rifad Marasabessy berhasil menciptakan 1 assist, 3 percobaan tembakan, 1 shot on target, 43 operan tepat dan 3 kali intersep.

Rachmat Irianto (Nilai 7,5)

Dipercaya sebagai kapten Timnas U-19, pemuda asal Surabaya itu kemudian menunjukkan kelasnya dengan tampil tenang terutama pada babak kedua. Ia sukses menutup celah yang kerap ditinggalkan rekannya (full bek) yang kerap naik membantu serangan.

Rian, panggilan akrabnya tampil sangat lugas dan tidak berlama-lama saat memegang bola. Pemain muda Persebaya Surabaya itu juga tidak ambil kompromi saat berhadapan dengan pemain lain, beberapa intersepnya sukses menjauhkan Timnas U-19 dari serangan Myuanmar.

Nurhidayat Haris (Nilai 7,5)

Terlepas dari gol pertama Myanmar, sejatinya duet Nurhidayat dengan Rachmat Irianto tidak mudah dilewati pemain Myanmar, jika tidak mengandalkan celah yang ditinggalkan full bek Indonesia. Kombinasi keduanya juga memberikan kenyamanan bagi kiper Muhammad Riyandi yang menjadi pertahanan terakhir.

Nurhidayat dan Rian juga berperan besar sebagai pemantul bola sebelum Indonesia membangun serangan dari belakang atau biasa dikenal dengan build up

Firza Andika (Nilai 6,5)

Berperan sebagai bek kiri, penampilan Firza sebenarnya cukup baik. Akan tetapi, ia belum bisa mengimbangi pergerakan cepat Saddil Ramdani yang ada di depannya. Firza juga tidak terlihat seagresif Rifad Marasabessy yang bermain di bek kanan.

Akan tetapi, penampilan Fizra sebenarnya meningkat di awal babak kedua. dimana pergerakannya menghasilkan tendangan bebas bagi Indonesia. Namun, untuk menambah daya gedor, pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri kemudian memilih untuk menggantikan Firza pada menit ke-64 dengan Samuel Simanjuntak.  

Samuel Simanjuntak (Nilai 7,5)

Masuknya pemain beradarah Batak ini pada babak keduanya nyatanya membuat serangan Indonesia semakin bervariasi. Menggantikan Firza Andika pada menit ke-64, Samuel terlihat lebih berani membantu serangan bersama Saddil Ramdani maupun Feby Eka Putra yang kerap berganti posisi. 

Aksi overlapping-nya kerap membuat bek Mynamar kewalahan dan binggung harus menjaga siapa, karena Feby maupun Saddil juga sangat liar pergerakannya. Pengalaman selama menimba ilmu di sebuah akademi sepakbola ternama di Valencia, Spanyol, yakni Royal European Football Academy (REFA) nampaknya berbuah manis di permainannya.

1.1K