Liga Indonesia

Miris! Sudah Hampir 3 Tahun Berdiri, Baduy FC Masih 'Ditelantarkan'

Jumat, 19 Januari 2018 16:20 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Pemain Baduy FC saat jalani latihan. Copyright: © Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Pemain Baduy FC saat jalani latihan.

Sepakbola adalah olahraga yang universal. Olahgara bal-balan ini tidak mengenal batas dan bisa dimainkan oleh semua orang dari berbagai kalangan, bahkan masyarakat yang masih menganut kuat ajaran-ajaran adat nenek moyang.

Contohnya seperti yang ditunjukkan anak-anak di Desa Kanekes, Lebak, Banten, Jawa Barat, sebuah daerah yang dikenal sebagai wilayah ada masyarakat Baduy. Didirikan sejak April 2015 lalu, klub yang didirkan oleh Andi Suhud ini masih aktif dan kerap mengikuti pertandingan-pertandingan antar kampung.

© Andi Suhud Trisnahadi
Baduy FC Copyright: Andi Suhud TrisnahadiSuasana latihan anak-anak Baduy FC.

Namun, nasib nahas harus dirakan oleh anak-anak Baduy FC saat ini. Bayangkan saja, di usianya yang sebentar lagi mencapai tiga tahun, klub yang diasuh Asep Kurnia (staff kepelatihan Timnas Indonesia U-16), masih berlatih tanpa lapangan yang proporsional.

"Belum ada (soal bantuan pemerintah terkait pengadaan lapangan untuk berlatih). Lapangan yang kita ajukan saja tidak pernah ada realisasi nyatanya," ujar Andi Suhud saat dihubungi langsung oleh INDOSPORT lewat aplikasi pesan singkat.

© Andi Suhud Trisnahadi
Baduy FC Copyright: Andi Suhud TrisnahadiPara pemain Baduy FC mendengarkan instruksi pelatih.

Melihat kondisi tersebut, Andi pun berharap agar pemerintah segera memberi bukti nyata untuk membantu membangun lapangan yang layak bagi mereka. Pasalnya, lapangan tersebut tidak hanya diharapkan oleh anak-anak Baduy FC, tetapi juga masyarakat Leuwidamar.

"Saya hanya ingin perhatian dari Pemerintah Kabupaten Lebak secara khusus. Sebab, tidak hanya Baduy tapi masyarakat Kecamatan Leuwidamar sangat menginginkan lapangan yang representatif. Dari kita sendiri sebenarnya sudah mau menyediakan lahan," paparnya.

Lebih lanjut, Andi tetap mengapresiasi semangat anak-anak Baduy FC yang semangat berlatih meski lapangan yang mereka gunakan jauh dari kata layak. Ia juga mengaku bersyukur masih banyak orang yang tergerak untuk mau membantu memfasilitasi pemain Baduy FC.

"Alhamdulilah, ada sumbangan dari donatur dan kawan-kawan pengurus. Kita jadi bisa beli fasilitas latihan seperti cone, tangga, dan juga rompi pemain."

"Kita juga dapat bantuan dari yayasan Kick Andy dan seragam sama sepatu pemain bisa kita beli sendiri," pungkasnya.

Melihat kondisi para pemain Baduy FC tersebut, timbul pertanyaan bagaimana keseriusan PSSI sebagai induk sepakbola Tanah Air dan juga pemerintah? Bila terus dibiarkan seperti ini, anak-anak Baduy FC bisa-bisa hanya bermimpi untuk bisa tampil di kancah nasional ataupun internasional.

13