Piala Dunia 2018: Inggris Gagal Masuk Final, Pickcford Putus Asa Raih Gelar Sarung Tangan Emas

Kiper Inggris, Jordan Pickford, mengaku sangat putus asa untuk bisaa meraih gelar Sarung Tangan Emas untuk menasbihkan dirinya sebagai kiper terbaik di Piala Dunia 2018. Untuk mendapatkannya, Pickford berambisi Inggris harus mengalahkan Belgia dalam laga perebutan tempat ketiga, akhir pekan.

Three Lions harus menerima nasibnya tidak lolos ke final turnamen musim panas pasca dikalahkan 2-1 oleh Kroasia di perpanjangan waktu pada Kamis (13/07/18) dini hari WIB. Artinya, mereka harus bersaing menduduki tempat ketiga melawan tim Roberto Martinez pada hari Sabtu (14/07/18).

Sebelum turnamen, Pickford menjadi kiper yang paling banyak menerima kritikan namun akhirnya ia mampu membuktikan penampilan brilian, terutama ketika membantu Inggris mengalahkan Kolombia dan Swedia di sistem gugur sebelumnya.

Bintang Everton itu juga bersaing habis-habisan dengan Hugo Lloris, Danijel Subasic, dan Thibaut Courtois untuk dinobatkan sebagai kiper terbaik turnamen. Demi meningkatkan peluangnya, ia ingin bermain melawan Belgia.

“Mudah-mudahan saya akan mendapatkannya (Sarung Tangan Emas) dengan melawan Belgia,” kata Pickford dilansir Liverpool Echo. “Saya ingin mendapatkan gelar Kiper Terbaik di turnamen ini.”

“Kami datang untuk memenangkan Piala Dunia ini. Tetapi kami tidak dapat melakukannya dan kini kami ingin menyelesaikan tempat ketiga.”

Sayangnya harapan Pickford harus dipendam apabila Gareth Southgate menyerahkan tugas menjaga gawang kepada Nick Pope dan Jack Butland lantaran dua kiper tersebut belum memiliki waktu bermain.

Keputusan ini datang mengingat Pickford tidak mampu menghalau tembakan Mario Mandzukic di momen krusial semifinal kemarin.

Pickford sendiri mengaku belum bisa melupakan aksi penyelamatan penalti pemain Kolombia Carlos Bacca yang begitu mendebarkan. Pencapaian Inggris hingga semifinal itu juga membuktikan penilaian orang selama ini salah terhadap tim.

“Ingatan saya yang paling berkesan adalah penalti yang diselamatkan melawan Kolombia,” ujarnya. “Ini terasa hebat saat itu dan masih hebat hingga sekarang. Kami memenangkan penalti, dan kami memenangkan pertandingan sistem gugur.”

“Yang lainnya saya tahu saya bermain bagus di turnamen. Tetapi di atas semua Piala Dunia ini adalah tentang sekelompok pemain yang menghadapi setiap momen dan menikmatinya."

“Sayangnya, kami hampir melakukannya. Tetapi negara mempercayai kita lagi. Sebelumnya saya pikir mereka tidak terlalu banyak berharap. Sekarang mereka melihat karakter kami di dalam skuat. Mereka bisa melihat kami mampu melaju,” tambahnya.