Bola Internasional

Mengenal Paris FC: Si Adik yang Diusir PSG Siap Buat Perhitungan di Ligue 1

Senin, 15 April 2019 19:00 WIB
Editor: Coro Mountana
© Grafis:Tim/Indosport.com
Logo Paris FC. Grafis:Tim/Indosport.com Copyright: © Grafis:Tim/Indosport.com
Logo Paris FC. Grafis:Tim/Indosport.com

INDOSPORT.COM – Paris Saint-Germain (PSG) menganggap dirinya sebagai klub sepak bola terbaik di Paris, tapi musim depan sepertinya mereka bakal kedatangan si adik yang telah terusir, Paris FC.

Dulu, Paris tidak memiliki klub kuat. Maka dari itu, lahirlah Paris FC yang saat itu diharapkan dapat menjadi idola di ibu kota Prancis. Paris FC yang lahir pada tahun 1969 mencari cara agar bisa berkembang pesat mencapai cita-cita yang dibebankan padanya saat itu.

Hingga akhirnya tercetuslah ide untuk melakukan merger dengan sejumlah klub (mirip dengan sebagian klub sepak bola Indonesia). Lalu, ditemukanlah klub yang ingin merger dengan Paris FC yaitu Stade Saint Germain.

Sempat Merger Menjadi PSG

© Pinterest
Logo PSG. Copyright: PinterestLogo PSG.

Klub yang berlokasi di pinggiran kota itu sudah ada sejak 1904, artinya lebih tua dari Paris FC. Hanya saja, memang tidak berprestasi sama sekali. Lalu, Paris FC merger dengan Stade Saint Germain membentuk Paris Saint-Germain (PSG) seperti yang kita kenal sekarang.

Dengan kata lain, PSG merupakan hasil leburan dua klub yaitu Paris FC dan Stade Saint Germain, seperti yang telah dilaporkan oleh Goal. Jika begitu, mengapa kini ada klub Paris FC lagi saat ini yang berkiprah di Ligue 2?

Singkat cerita, masa ‘bulan madu’ Paris FC dengan Stade Saint Germain harus berakhir. Masalah di balik pecahnya kongsi itu berasal dari opini yang protes ada embel-embel Saint Germain yang tidak merepresentasikan kota Paris.

Paris FC dan Stade Saint Germain pun berpisah dan mengambil jalannya masing-masing beserta warisannya pada tahun 1972. Paris FC mendapatkan tiket untuk bermain di Ligue 1 (jatah untuk PSG tadinya) dan stadion Parc des Princes.

© INDOSPORT
Kemeriahan Neymar disambut dengan meriah di Stadion Parc des Princes. Copyright: INDOSPORTKemeriahan Neymar disambut dengan meriah di Stadion Parc des Princes.

Sedangkan Stade Saint Germain mendapatkan hak atas nama PSG, tapi mereka harus berjuang dari divisi 3 Liga Prancis. Uniknya pada 1974, Paris FC mengalami penurunan yang berujung pada terdegradasi, bertepatan dengan promosinya PSG ke Ligue 1.

Dikarenakan Paris FC saat itu sudah tidak berada di Ligue 1, maka Parc des Princes direbut PSG yang akan berlaga di kompetisi teratas.

Tempat Berkembangnya Bintang Sriwijaya FC dan Eks Kapten PSG

Dikarenakan masalah keuangan Paris FC sulit untuk promosi ke Ligue 1 yang terakhir kali mereka capai di musim 1978/79.

Meski begitu, Paris FC telah melahirkan sejumlah pemain bintang sepak bola yang kita kenal saat ini mulai dari Mamadou Sakho, Tijani Belaid, hingga Gabriel Obertan. Ironisnya, Mamadou Sakho yang merupakan produk akademi Paris FC justru pindah dan sempat jadi kapten PSG di usia 21.

© John Berry/Getty Images
Mamadou Sakho saat masih membela Paris Saint-Germain. Foto: John Berry/Getty Images Copyright: John Berry/Getty ImagesMamadou Sakho saat masih membela Paris Saint-Germain. Foto: John Berry/Getty Images

Sakho kemudian dikenal sebagai pemain Liverpool dan kini telah menetap bersama Crystal Palace. Sedangkan Obertan pernah merasakan tangan dingin Sir Alex Ferguson, dan Tijani Belaid merupakan pemain yang pernah merumput di Liga 1 bersama Sriwijaya FC dan Borneo FC.

© Twitter/@PusamaniaBorneo
Gelandang Tijani Belaid berduel dengan Rizki Pellu dalam partai Borneo FC vs PSM Makassar di Liga 1, Jumat (19/10/18). Copyright: Twitter/@PusamaniaBorneoGelandang Tijani Belaid berduel dengan Rizki Pellu dalam partai Borneo FC vs PSM Makassar di Liga 1, Jumat (19/10/18).

Berpeluang ke Ligue 1 untuk Menantang PSG

Apapun itu, semua hanya masa lalu yang tercatat jika Paris FC merupakan adik dari PSG yang terusir dari Parc des Princes. Tak hanya masalah stadion, para pendukung Paris FC yang dulu militan pun juga telah hijrah hatinya untuk PSG.

Fenomena tersedotnya suporter Paris FC ke PSG dapat dijelaskan fakta kalau sang adik sudah sangat lama berkubang di divisi bawah. Sedangkan sang kakak, PSG, terus berkembang menjadi juara Ligue 1 sebanyak 7 kali, terlebih sejak dibeli Qatar Sports Investments (QSI) pada 2011.

© Internet
Caption Copyright: InternetNasser Ghanim Al-Khelaifi, Pemilik Qatar Sports Investments.

Namun, Paris FC di musim ini menunjukan keseriusannya untuk siap bersaing lagi dengan kakaknya, PSG, di Ligue 1. Saat ini, Paris FC berada di posisi keempat dalam klasemen sementara Ligue 2 yang artinya berpeluang untuk bertarung di play off promosi ke Ligue 1.

Paris FC sejak beberapa musim terakhir telah berkembang menjadi tim yang serius untuk bangkit dari keterpurukan masa lalu. Hal itu terlihat dari pembangunan infrastruktur seperti lapangan latihan dan akademi sepak bola oleh sang pemilik, Pierre Ferracci.

“Kami menginvestasikan 5 juta euro (79 miliar rupiah). Saya juga berbincang dengan Arsene Wenger pada 7-8 tahun lalu. Dia beri saran untuk bangun akademi latihan jika ingin jadi klub terpandang di Paris karena kota ini adalah gudangnya pesepak bola berbakat setelah Sao Paulo, Brasil,” ungkap Ferracci, seperti yang dikutip dari Independent.

Kini, Paris FC sedikit lagi bakal menjejakan kakinya di Ligue 1 dan siap bersaing dengan PSG yang telah mengusirnya dari Parc des Princes sekaligus mengambil semua pendukung setia. Sehingga sangat menarik untuk menanti promosinya Paris FC yang bakal buat perhitungan dengan si kakak, PSG.

Terus Ikuti Perkembangan Seputar Paris Saint-Germain (PSG) dan Ligue 1 di INDOSPORT.

919