Liga Indonesia

Ovan Tobing: Jejak dan Suka Duka Sang Pendiri Klub Arema

Minggu, 5 Mei 2019 16:11 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Lanjar Wiratri
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Aremania membentangkan spanduk di Stadion Kanjuruhan. Herry Ibrahim/INDOSPORT Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Aremania membentangkan spanduk di Stadion Kanjuruhan. Herry Ibrahim/INDOSPORT
Pesan Sang Pendiri Arema untuk Aremania

INDOSPORT: Sedikit menengok ke belakang, apa perbedaan paling besar di Arema sejak berdiri 1987 lalu?

Ovan Tobing: Dari sisi suporter (Aremania), sudah berbeda. Dulu, Aremania selalu datang ke stadion, setiap mendengar tim Arema bertanding. Siapa pun lawannya atau prestasinya, tetap datang. Sedangkan sekarang, mereka menunggu dulu seperti apa prestasi timnya. Dan saya masih bisa menerima hal itu, karena jaman memang sudah berbeda.

Sedangkan dari tim, yang berbeda sangat jelas adalah soal salary (gaji). Pemain sekarang bergelimang uang karena tim juga mendapat pemasukan besar pada tiket maupun sponsor. Kalau dulu, pemain dapat bonus dari satu kemenangan saja sudah sangat bersyukur.

INDOSPORT: Apa yang menjadi pesan Anda dalam menyikapi soal fanatisme dan rivalitas suporter, terutama Aremania?

Ovan Tobing: Secara garis besar, suporter itu berasal dari bahasa Inggris, yaitu to be support yang artinya memberi dukungan. Ingat saja kata-kata itu, maka selesai sudah. Kebanggaan adalah kebanggaan, tapi tidak secara berlebihan. Sudah saatnya semua pihak belajar untuk lebih dewasa mulai dalam menerima kekalahan, hingga dewasa dalam menjadi tuan rumah yang baik. Biar sepak bola Indonesia ini menuju ke arah yang benar, sepak bola entertainment sesuai cita-cita bersama.

Bertualang ke Tempat Wisata Unik di Malang, Kampung Biru Arema

Terus Ikuti Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya di INDOSPORT