In-depth

Hellas Verona, Tim Promosi yang Punya Dongeng Indah di Serie A

Senin, 3 Juni 2019 14:50 WIB
Editor: Rafif Rahedian
© Twitter@VintageFooty
Hellas Verona merayakan kemenangan pada tahun 1984/85. Foto: Twitter@VintageFooty Copyright: © Twitter@VintageFooty
Hellas Verona merayakan kemenangan pada tahun 1984/85. Foto: Twitter@VintageFooty
Verona Ciptakan Dongeng Indah

Hellas Verona pernah mencipatakan dongeng indah di persepakbolaan Italia. Itu terjadi ketika Verona berhasil meraih scudetto pertamanya pada musim 1984/85 silam.

Itu merupakan sebuah keajaiban bagi Verona. Karena I Gialloblu keluar sebagai juara Serie A Italia dengan kondisi yang normal. Artinya, kompetisi itu tidak tengah dalam masalah.

Seperti yang diketahui, Serie A Italia pernah mengalami masalah akibat Perang Dunia II. Situasi itu memaksa Serie A Italia diselenggarakan dengan format berbeda, yakni dengan putaran regional.

Sebut saja Spezia yang berhasil meraih scudetto pada musim 1944 silam. Namun karena kompetisi Serie A Italia saat itu tengah bermasalah, maka gelar juara Spezia itu tidak dianggap oleh federasi sepak bola Italia (FIGC).

Sedangkan Verona berhasil memastikan scudetto pada era Diego Maradona di Napoli, Michel Paltini (Juventus), Karl-Heinz Rummenigge (Inter Milan), Falcao (As Roma) dan Zico (Udinese).

Verona sendiri sukses menjadi pemuncak klasemen Serie A Italia 1984/85 dengan torehan 43 poin. Tim yang identik dengan warna kuning tersebut mampu mengungguli nama-nama besar seperti Inter, AC Milan dan Juventus.

Pada musim berikutnya, performa Verona turun drastis setelah hanya mampu finis di peringkat ke-10. Namun pada 1986/87, I Gialloblu berhasil ke performa terbaiknya dengan menyelesaikan musim di posisi ke-4 dan dipastikan lolos ke Piala UEFA (saat ini bernama Liga Europa).

Verona pun berhasil mencapai hasil terbaik di Liga Europa dengan melangkah hingga ke babak perempatfinal pada musim 1987/88 silam. Mereka tersingkir setelah dikalahkan Werder Bremen dengan agregar 1-2.

Namun ketika memasuki musim 1990-an, Verona mengalami masalah finansial di luar lapangan dan hasil buruk. Situasi tersebut membuat I Gialloblu turun kasta ke Serie B Italia setelah lima musim sebelumnya meraih scudetto.