Liga Indonesia

Tak Diterapkan Tahun Ini, PSSI Tetap Lobi dengan Penyedia Teknologi VAR

Selasa, 18 Juni 2019 01:01 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Abdurrahman Ranala
© Arif Rahman/INDOSPORT
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI), Ratu Tisha Destria menghadiri pembukaan Elite Pro Academy Liga 1 Indonesia U-16 musim 2019 di Stadion SPOrT Jabar Arcamanik, Kota Bandung, Jumat (19/04/2019). Arif Rahman/INDOSPOR Copyright: © Arif Rahman/INDOSPORT
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI), Ratu Tisha Destria menghadiri pembukaan Elite Pro Academy Liga 1 Indonesia U-16 musim 2019 di Stadion SPOrT Jabar Arcamanik, Kota Bandung, Jumat (19/04/2019). Arif Rahman/INDOSPOR

INDOSPORT.COM - Rencana PSSI untuk menggunakan Video Assistant Referee (VAR) untuk kompetisi Liga 1 terus dimatangkan. Meski tidak akan digunakan pada musim ini, PSSI telah mengajukan penggunaan VAR kepada FIFA dan prosesnya akan dimulai dengan penyusunan timeline untuk pelatihan dari FIFA bagi para wasit.

Sekjen PSSI, Ratu Tisha menjelaskan butuh waktu persiapan yang panjang yakni minimal 1,5 tahun untuk menggunakan VAR. Hal itu disebabkan  ada 18 kriteria yang harus dipenuhi sesuai dengan badan asosiasi sepakbola internasional (IFAB).

Meski demikian, rencana penggunaan VAR tetap dijalankan. Tisha mengaku pihaknya sudah mulai mencanangkan rencana awal dengan membuka pembicaraan dengan pihak penyedia teknologi VAR.

"PSSI sudah membuka pembicaraan dengan provider atau penyedia teknologi VAR," bebernya.

Penggunaan VAR memang tidak mudah. Minimum ada tiga operator yang terdiri dari dua wasit yang telah tersertifikasi training dan satu operator yang juga telah tersertifikasi dan empat orang wasit serta asisten di lapangan yang telah melewati training.

Penggunaan VAR juga harus melewati protocol yang telah diatur oleh FIFA dan PSSI mulai mencoba menjalani semua tahapan tersebut

Rencana pemakaian VAR untuk Liga 1 ini sudah menjadi keputusan rapat Komite Eksekutif PSSI pada akhir bulan Mei 2019 lalu dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator kompetisi, diminta untuk segera membuat kajian dari sisi anggaran dan insfrastruktur.