INDOSPORT.COM - Kegagalan Leeds United promosi bisa jadi menyisakan kebahagian tersendiri bagi rivalnya di Liga Primer Inggris. Siapa lagi kalau bukan Manchester United.
Manchester United musim lalu memang tampil buruk. Mereka gagal merebut trofi dan tak sanggup lolos ke Liga Champions Eropa. Akan tetapi, mereka bisa terhibur dengan kegagalan sejumlah rival mereka.
Leeds United menjalani musim yang antiklimaks di bawah kepemimpinan Marcelo Bielsa. Setelah lama memimpin klasemen, Leeds akhirnya harus puas finis di posisi ketiga dan harus mengikuti babak play off demi tiket promosi.
Sayang, di babak play off, mereka gagal melewati hadangan Derby county. Padahal, andai saja mereka sanggup promosi, maka akan tercipta laga seru dengan rival mereka di Premier League, Manchester United.
Leeds sendiri merupakan salah satu tim dengan reputasi besar di Inggris. Hanya saja, dalam satu dekade terakhir mereka lebih sering berkutat di divisi Championship.
Roses Derby: Rivalitas Abadi Leeds - Man United
Di era sekarang, banyak penikmat sepak bola yang tak begitu familier dengan rivalitas Manchester United dan Leeds United. Maklum, kedua tim memang lebih sering terpisah kasta.
Padahal, Leeds dan Man United memiliki sejarah rivalitas yang cukup panjang. Pertemuan keduanya bahkan sampai dijuluki Roses Derby. Julukkan ini sendiri memiliki makna yang sangat mendalam.
Semua diawali dari sejarah peperangan di tanah Inggris. Pada tahun 1455-1487 silam meletus sebuah perang yang dinamai 'The War of The Roses'. Perang ini adalah perang saudara di dalam Dinasti Tudors antara keluarga York dan Lancaster yang memperebutkan tahta kerajaan Inggris.
Dalam pertempuran ini, keluarga York mengibarkan simbol kebesaran mereka yakni mawar putih. Sementara keluarga Lancaster dengan simbol mawar merah. Inilah alasan mengapa perang ini dijuluki 'Perang Mawar'.
Perang yang memakan ribuan korban jiwa ini akhirnya redam setelah Raja Henry VII yang berasal dari Lancashire menikahi Elizabeth, anak perempuan Edward IV yang berasal dari Yorkshire.
Perdamaian pun tercipta di antara kedua kubu. Lambang mawar merah dan putih akhirnya menjadi lambang resmi Kerajaan inggris di bawah pemerintahan Henry VII.
Julukkan Roses Derby pada laga Manchester United vs Leeds United muncul tak lain karena faktor geografis kedua tim.
Man United berada di wilayah Lancashire, sedangkan Leeds United ada di wilayah Yorkshire. Warna kostum kedua kesebelasan pun cukup mewakili sengitnya rivalitas tersebut. Man United dengan merah dan Leeds dengan warna putih.
Man United mungkin sekarang bisa jemawa lantaran Leeds lebih sering terjerembab di kompetisi kasta kedua. Namun, pada dekade 70-an sampai 90-an, kedua tim memilki catatan pertemuan berimbang. Bahkan, saat Man United terdegradasi ke Division Two tahun 1974, Leeds hanya kalah empat kali dari 25 pertemuan dengan Manchester United.
'Pengkhianatan' Pemain
Tak hanya 'faktor sejarah', rivalitas keduanya juga terbangun di lapangan. Persaingan ini bisa dilacak dari peristiwa kepindahan dua bintang Leeds united, Joe Jordan dan Gordon McQueen, ke Man United pada 1978 silam.
Gordon McQueen yang menyatakan ingin mengakhiri karier di Leeds, mendadak menerima pinangan klub Man United. Hal ini pun memicu permusuhan kedua suporter.
Bibit persoalan baru muncul kembali pada awal 90-an. Eric Cantona, bintang Leeds United yang membawa klub juara Liga Inggris 1992, secara tiba-tiba pindah ke Old Trafford.
Laga klasik Manchester United vs Leeds United.Dengan Cantona yang membantu Man United juara, dirinya pun dibenci oleh publik Elland Road. Rivalitas ini terus berlanjut sampai era Rio Ferdinand dan Alan Smith. Dua pemain loyal Leeds United yang akhirnya juga hijrah ke Old Trafford.