In-depth

Dari Titik Nadir ke Puncak, Perjuangan 4 Pemain Paling Senior Tira-Persikabo

Sabtu, 10 Agustus 2019 13:05 WIB
Penulis: Luqman Nurhadi Arunanta | Editor: Indra Citra Sena
 Copyright:
Menjadi Klub ‘Hantu’ yang Menakutkan

Benih kesetiaan Abduh Lestaluhu, Manahati Lestusen, Wawan Febriyanto, dan Teguh Amiruddin sebagai prajurit di atas lapangan hijau perlahan mulai dipanen pada musim keempatnya bersama tim TNI.

PS Tira yang melakukan merger dengan Persikabo mulai menggarap potensi diri. Rahmad Darmawan dijemput pulang untuk membela kesatuannya.

Pemain-pemain asing kelas 1 didatangkan. Entah dari mana dapatnya, Tira-Persikabo berhasil mendapatkan Louis Parfait Essegue yang pernah memperkuat Genoa di Serie A Italia dan klub Negeri Pizza lainnya.

Kehilangan Aleksandar Rakic menjadi tak mengapa sebab ada Loris Arnaud yang moncer bersama Persela Lamongan dengan 15 gol di Liga 1 2018.

Osas Saha ikut diangkut dan diduetkan dengan Ciro Alves yang ujug-ujug langsung rajin mencetak gol bagi Tira-Persikabo di Liga 1 pada musim perdananya.

Akan tetapi, Tira-Persikabo lupa kalau kesuksesan mereka saat ini berawal dari keputusan mempertahankan Abduh, Manahati, Wawan, dan Teguh sampai sekarang.

Abduh Lestaluhu kini kian matang di barisan pertahanan, Manahati Lestusen terus belajar menjadi kapten dan jenderal lapangan tengah yang bijak.

Wawan yang kini telah mencetak enam gol plus tiga assist tidak pernah lelah berlari dan mengantre seragam Merah Putih dengan lambang Garuda di dada, sementara Teguh, ia tetap teguh di bawah mistar gawang meski belakangan kerap menghangatkan bangku cadangan.

Tira-Persikabo adalah ‘hantu’. Muncul tiba-tiba dan membuat takut. Peta persaingan yang seharusnya diisi Madura United dan Bali United justru diacak-acak oleh Tira-Persikabo.

Jika terus konsisten, bukan tidak mungkin Abduh Lestaluhu, Manahati Lestusen, Wawan Febriyanto, dan Teguh Amiruddin dapat membawa Tira-Persikabo meraih juara Liga 1 2019 dan mentas di level Asia.