Bola Internasional

Mengenal Liga Kepulauan Faroe, Kompetisi yang Diikuti Gelandang Asing Baru Kalteng Putra Musim Lalu

Kamis, 5 September 2019 20:01 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Lanjar Wiratri
© wikipedia/EileenSanda
Pendukung Timnas Kepualaun Faroe saat menyaksikan pertandingan Timnas Kepulauan Faroe vs Yunani. Copyright: © wikipedia/EileenSanda
Pendukung Timnas Kepualaun Faroe saat menyaksikan pertandingan Timnas Kepulauan Faroe vs Yunani.

INDOSPORT.COM - Mengenal Betri-Deildin atau kasta teratas Liga Kepulauan Faroe, kompetisi unik benua Eropa yang pernah diikuti gelandang asing baru Kalteng Putra pada musim lalu.

Jelang putaran kedua Shopee Liga 1 Indonesia 2019, Manajemen Kalteng Putra memboyong pemain asal Jepang, Takuya Matsunaga yang biasa bermain sebagai striker.

"Pemain itu bernama Takuya Matsunaga usia 29 tahun berposisi sebagai gelandang penyerang," ujar Manajer Kalteng Putra, Sigit Wido, saat konferensi pers di Stadion Tuah Pahoe, Palangka Raya, Kamis (05/09/19).

Sigit menerangkan, Takuya Matsunaga sempat bermain di klub kasta tertinggi di Kepulauan Faroe, Ki Klaksvik. Menurut Sigit, Takuya memiliki mobilitas tinggi sehingga sesuai dengan sosok yang diperlukan Kalteng Putra.

Namun jelang melihat kemampuan Takuya Matsunaga bersama Kalteng Putra di paruh kedua Liga 2 2019, menarik untuk melihat kiprah penyerang kelahiran Kyoto tersebut di musim lalu.

Melansir dari laman transfermarkt.com, diketahui jika Takuya Matsunaga musim ini berhasil tampil reguler bersama Ki Klaksvik dan total telah menorehkan enam laga tanpa mencetak satu gol maupun assist.

Satu hal yang menjadi perhatian adalah kompetisi yang diikuti Takuya Matsunaga, yakni Liga Kepulauan Faroe yang mungkin namanya kurang familiar bagi pencinta sepak bola Tanah Air.

Berdasarkan laman FIFA, disebutkan jika Kepulauan Farore masuk dalam kategori UEFA, dan Betri-Deildin merupakan kasta teratas di Kepulauan Faroe sehingga secara verifikasi PT LIB, Takuya Matsunaga lolos untuk tampil di Liga 1.

Kepulauan Farore sendiri merupakan negara yang cukup unik, melansir dari laman The Telegraph sebanyak 60 persen dari jumlah seluruh penduduk Kepulauan Faroe (48.000 jiwa) bermain sepak bola.

Bahkan sebesar 10 persen-nya pernah datang ke stadion minimal satu kali, dan satu dari setiap tujuh penduduknya adalah pemain sepak bola.

Namun meski penduduknya menggilai sepak bola, prestasi Timnas Kepulauan Faroe yang saat ini menduduki peringkat 108 FIFA tersebut tak pernah mentereng di kancah Internasional.

Dalam babak kualifikasi Piala Eropa 2020 misalnya, Kepulauan Faroe yang tergabung dalam Grup F belum penah meraih kemenangan dalam empat pertandingan dan kini terdampar di papan bawah klasemen.

Kembali ke liga tertinggi Kepulauan Faroe sebagai kompetisi yang pernah diikuti oleh gelandang anyar Kalteng Putra, di mana liga tersebut hanya diikuti oleh 10 klub.

Bahkan menariknya Betri-Deildin atau kasta teratas Liga Kepulauan Faroe hanya dipertandingkan pada “musim panas”, yaitu bulan April sampai September atau kadang Oktober.

Kepulauan Faroe sendiri sejatinya tak memiliki musim panas malah sebaliknya, udara dingin dan dengan rata-rata hujan selama 260 hari per tahun, ditambah angin kencang dan badai membuat tak maksimalnya kompetisi negara tersebut.

Namun meski terkendala cuaca dan faktor alam, kompetisi Kepulauan Faroe terstruktur cukup rapih mulai dari kasta teratas hingga kasta terendah yakni 3. deild atau liga keempat.

Klaksvíkar Ítróttarfelag atau klub yang diperkuat Takuya Matsunaga sebelum hengkang ke Kalteng Putra sejatinya klub yang cukup mentereng, tercatat KI pernah menjuarai turnamen Betri-Deildin sebanyak 17 kali.

Selain itu mereka juga mampu menjuarai 6 kali Faroe Islands Cup, serta tujuh kali menjadi finalis. Terakhir kali Klaksvíkar Itrottarfelag mengangkat trofi adalah musim 2016 saat menjuarai Faroe Islands Cup.

Dengan catatan tersebut, menarik untuk melihat kiprah Takuya Matsunaga bersama Kalteng Putra di paruh kedua Liga 1 2019, mampukah samurai Jepang tersebut membawa Laskar Isen Mulang merangsek naik keperingkat yang lebih baik di akhir musim?