Bola Internasional

Pascaricuh, Muncul Petisi Tolak Suporter Ultras Garuda Masuk Stadion

Jumat, 6 September 2019 05:20 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Prio Hari Kristanto
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Salah satu suporter Timnas Indonesia dengan wajah tertutup sempat turun ke pinggir lapangan, Kamis (05/09/2019). Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Salah satu suporter Timnas Indonesia dengan wajah tertutup sempat turun ke pinggir lapangan, Kamis (05/09/2019).

INDOSPORT.COM - Tiba-tiba saja muncul petisi untuk menolak suporter yang menamakan diri Ultras Garuda dan La Grande Indonesia untuk masuk ke stadion pascaricuh.

Petisi tersebut muncul lantaran sempat terjadi tindakan kurang terpuji pada laga Timnas Indonesia vs Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan.

Laga perdana babak kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G ini sempat diwarnai aksi tak patut dari terduga suporter Indonesia yang tiba-tiba menyambangi tribune penonton Malaysia.

Bahkan dalam video amatir yang beredar di dunia maya, terduga suporter Indonesia merebut bendera Malaysia serta melemparkan bom asap hingga benda-benda ke tribune pendukung lawan.

Ada pula terduga suporter Malaysia yang menjadi korban dan harus mendapatkan perawatan perdana sebelum akhirnya dibawa ke rumah sakit terdekat dengan ambulans.

Atas insiden tersebut secara mendadak muncul petisi yang menolak suporter bernama Ultras Garuda dan La Grande Indonesia untuk masuk ke dalam stadion.

Petisi tersebut diinisiasi oleh orang yang bernama Andri Marbun dalam laman Change.Org, Kamis (05/09/19). Petisi tersebut ditujukan ke PSSI.

© change.org
Petisi Andri Marbun yang meminta suporter Ultras Garuda dan La Grande Indonesia masuk ke stadion. Copyright: change.orgPetisi Andri Marbun yang meminta suporter Ultras Garuda dan La Grande Indonesia masuk ke stadion.

"Dua kelompok suporter telah mempertontonkan perilaku tak terpuji yang mempermalukan nama bangsa ketika Timnas berhadapan dengan Malaysia dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2022," tulis Andri Marbun dalam dekripsi petisi tersebut.

Hingga berita ini diterbitkan petisi tersebut telah ditandatangani sebanyak sembilan orang dari total target 100 tanda tangan yang diinisiasi Andri Marbun.