INDOSPORT.COM – Sosok Brasil yang pernah membantu Diklat Persib, Jaino Matos telah mengungkapkan prinsipnya soal naturalisasi.
Anak dari Jair Matos (pemain Brasil pertama di Indonesia) itu, memang memiliki peran penting dalam membantu perkembangan sepak bola tanah air.
Itu ia lakukan saat dirinya masih menjadi pelatih Diklat Persib pada 2013-2015 lalu. Dirinya mampu menjadi pelatih pertama yang sukses mengorbitkan 17 pemain Diklat Persib di kancah sepak bola nasional.
Satu angkatan Diklat Persib yang dipoles oleh Jaino Matos itu adalah Abdul Aziz, Gian Zola, Febri Hariyadi, Hanif Sjahbandi, Henhen Herdiana, Ryuji Utomo, Agil Munawar dan Jujun Saepulloh.
Juga ada Angga Febrianto, Dikri Yusron, Ahmad Subagja Baasith, Puja Abdillah, Heri Sutanto, Asnawi Mangkualam Bahar, Sutanto Tan, Gusti Rustiawan dan Agung Mulyadi.
Beberapa nama di atas bahkan menjadi langganan Timnas Indonesia di berbagai ajang umur hingga senior.
Terlepas dari itu, Jaino Matos sendiri menyinggung soal naturalisasi. Dirinya mengaku bahwa menjadi WNI tidak banyak mempengaruhi persepakbolaan Indonesia.
Akan tetapi, Jaino Matos tak menutup kemungkinan jika ia diminta untuk dinaturalisasi. Karena ia juga sudah menganggap Indonesia sebagai bagian penting dalam hidupnya.
“Jika ada kesempatan nanti mungkin saya bisa dinaturalisasi. Tapi karena saya bukan seorang pemain, jadi tidak banyak berpengaruh (pada sepak bola Indonesia), walaupun Indonesia sudah menjadi bagian yang sangat penting dalam hidup saya,” ujarnya kepada INDOSPORT.
“Indonesia itu lebih dari tempat kerja, karena keluarga di sini sudah lebih dari 40 tahun. Terutama di usia mudanya, kontribusi saya sangat signifikan di dalam pembinaan,” lanjutnya.
Jaino Matos sendiri saat ini tengah membantu Badak Lampung FC di Liga 1 2019. Dirinya bertugas sebagai General Manager Pembinaan di klub tersebut.