INDOSPORT.COM - Ribuan suporter Persebaya Surabaya yakni Bonek terlihat memadati Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada Jumat (8/11/2019) pagi. Mereka bersama melakukan kerja bakti untuk mempercantik stadion demi bisa menyaksikan Piala Dunia U-20 2021 mendatang.
Pada kompetisi Liga 1 2019 pekan ke-25 lalu, Stadion Gelora Bung Tomo mengalami kerusakan berat karena ulah oknum suporter. Mereka merusak stadion karena tidak bisa menerima kekalahan dari PS Sleman dengan skor 2-3.
Tak hanya Bonek, kerja bakti juga dibantu oleh personel TNI dan warga sekitar stadion. Mereka terlihat membersihkan area stadion, memotong rumput dan mengecat trotoar.
Koordinator Tribune Green Nord, Husein Gozali, menilai kegiatan ini sangat positif dan para Bonek wajib memberikan dukungan. Ia berharap supaya Bonek bisa membuktikan kalau mereka juga dapat bertanggung jawab atas kesalahan.
"Pasca kejadian kemarin saat lawan PS Sleman, sepatutnya kita berbenah untuk kebaikan Persebaya dan Bonek. Pada dasarnya GBT itu rumahnya Persebaya dan Bonek, kami sangat mendukung kegiatan yang sifatnya positif," kata pria yang akrab disapa Cak Cong tersebut.
”Kami akan berusaha berbuat baik untuk sebuah perubahan dan stigma negatif yang selama ini melekat di Bonek,” tambahnya.
Bonek dan Azrul Ananda saat kerja bakti di Stadion GBT. Kegiatan ini juga diikuti Pemkot Surabaya, kerja bakti GBT seperti pengecatan, renovasi stadion dan membersihkan jalan sekitar Stadion GBT.
— INDOSPORT (@indosportdotcom) November 8, 2019
🎥 Fitra Herdian/Indosport.#Persebaya #Bonek #GBTwani pic.twitter.com/K6mRXnv88O
Sementara itu imbas dari kerusuhan juga mengakibatkan Bonek dijatuhi hukuman oleh PSSI yaitu dilarang menonton pertandingan Persebaya untuk home dan away selama Liga 1 2019 selesai. Manajer fan Persebaya, Sidik Tualeka, menghimbau supaya Bonek bisa mentaati aturan tersebut.
"Karena itu, kami meminta teman-teman Bonek untuk mematuhi keputusan itu. Jangan memaksakan diri menonton. Jika dilanggar, bisa membuat proses banding yang kita ajukan gagal, juga menimbulkan sanksi yang lebih berat," ucap Sidik.
Penulis: Deodatus Kresna Murti Bayu Aji