In-depth

Mengenal Cliff Bastin: Legenda Arsenal dan Satu-satunya Pesepak Bola Profesional yang Tuli

Minggu, 17 November 2019 21:08 WIB
Penulis: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© London Express/Getty Images
Cliff Bastin (kanan) kala membela Arsenal Copyright: © London Express/Getty Images
Cliff Bastin (kanan) kala membela Arsenal
2. Karier Cemerlang Bersama Arsenal

Cliff Bastin tak butuh waktu lama untuk langsung masuk ke skuat utama Arsenal. Ia pun berhasil memperoleh debutnya bersama Meriam London saat melawan Everton di Goodison Park. Ia didapuk sebagai penyerang sayap baik di kanan penyerangan maupun kiri.

Dalam 21 laga, ia mampu mencetak tujuh gol saja dan Arsenal pun finis di peringkat 14. Meski dicap buruk di musim perdananya, Cliff Bastin mampu membawa Arsenal menjuarai Piala FA dan menjadi pemain termuda yang mampu bermain di final (18 tahun 43 hari).

Musim selanjutnya, Cliff Bastin mampu membawa Arsenal menjuarai titel liga perdananya. The Gunners mampu finis di peringkat pertama dengan raihan 66 poin. Di musim kedua inilah ia, yang saat itu baru berusia 19 tahun, mampu mengemas 28 gol. Sehingga ia mendapat julukan Boy Wonder.

Tak berhenti sampai di situ, performa apiknya membuat namanya mendapat panggilan Timnas Inggris untuk berlaga di kancah internasional. Saat itu, ia pun menjadi pemain termuda yang mampu bermain bagi The Three Lions, menjadi juara Liga, dan kampiun Piala FA.

Perjalanannya bersama Arsenal terus berlanjut. Hanya butuh waktu tiga musim saja hingga Cliff Bastin menjadi top skor klub di musim 1932-1933 dengan 33 gol. Sebagai catatan, angka tersebut merupakan catatan apik yang pernah diciptakan seorang peneyrang sayap kala itu.

Tercatat Cliff Bastin membela Arsenal selama 18 musim dengan total 395 penampilan dan torehan 178 gol. Namanya abadi sebagai salah satu pencetak gol terbanyak The Gunners dan winger produktif di sepak bola modern.

3. Akhir Karir Cliff Bastin

Cliff Bastin terlahir sebagai pesepak bola jenius. Menurut keterangan Jeff Harris dalam bukunya ‘Arsenal Who’s Who’ ia menyebut Bastin sebagai winger yang  mematikan.

“Alasan mengapa Bastin sangat mematikan karena ia berbeda dengan penyerang sayap lainnya. Dia berdiri 10 yards dari garis pertahanan lawan sehingga ia sadar bola terobosan dari James mampu digapainya dan menyelesaikannya sebagai gol,” tulis Jeff Harris.

Kecemerlangan Cliff Bastin pun harus memudar seiring berkecamuknya perang dunia kedua. Ia dipaksa untuk mengabdi kepada negaranya, namun tak lolos wajib militer karena penyakit infeksi telinga yang membuatnya tuli.

Selain penyakit yang dideritanya, Cliff Bastin juga harus menderita cedera yang menerpa kaki kanannya. Hal ini membuatnya harus gantung sepatu di musim terakhirnya bersama Arsenal di mana ia hanya bermain sebanyak enam laga saja.

Usai memutuskan gantung sepatu, ia pun beralih sebagai pengusaha di tanah kelahirannya, Exeter, dan menjalani hidupnya sebagai warga biasa. Ia pun meninggal pada usia 79 tahun pada tanggal 4 Desember 1991.