In-depth

Serial Skuat Emas SEA Games 1991: Kas Hartadi, 'Pembangkang' yang Bertobat

Jumat, 22 November 2019 18:05 WIB
Penulis: Prabowo, Nofik Lukman Hakim | Editor: Indra Citra Sena
© INDOSPORT
Kas Hartadi salah satu legenda timnas Indonesia di Sea Games Copyright: © INDOSPORT
Kas Hartadi salah satu legenda timnas Indonesia di Sea Games

INDOSPORT.COM - Kas Hartadi tak pernah melupakan momen indah saat timnas Indonesia menyabet medali emas SEA Games 1991 di Filipina. Dengan program latihan super berat dari pelatih asal Rusia, Anatoli Polosin, skuat Garuda bermodalkan fisik dan mental yang tangguh.

Kas Hartadi merupakan kekuatan tim Garuda dari sektor sayap. Dia biasa bergantian antara sisi kanan dan kiri dengan Hanafing, bahkan keduanya merupakan rekan satu kamar. Kekompakan dua pemain ini jelas terbangun dari situasi di lapangan dan luar lapangan.

Momen ini tak pernah dilupa, terlebih medali emas SEA Games belum pernah lagi mereka bawa pulang sejak 1991. Redaksi berita olahraga INDOSPORT punya kesempatan berbincang dengan Kas Hartadi menjelang semifinal Liga 2 2019 di Bali, Kamis (21/11/19). 

Masa persiapan menjadi momen paling dikenang Kas Hartadi. Program fisik yang diberikan benar-benar di luar dugaan lantaran mereka digembleng ibarat tentara yang akan berperang. Dia bahkan sempat mempertanyakan metode dan program latihan Anatoli Polosin.

"Pasti yang paling saya dan teman-teman ingat adalah program fisiknya. Kami persiapan selama dua tahun dengan sistem keluar-masuk karena berbarengan dengan kompetisi. Program fisiknya benar-benar luar biasa berat," kata Kas Hartadi.

"Awalnya saya bahkan sempat marah-marah kepada Polosin. Cuma saya yang berani begitu. Saya tanya kenapa model latihan seperti ini (keras)?" ujarnya.

Namun, Kas Hartadi mendapat reaksi mengejutkan dari Anatoli Polosin yang seketika meredam 'jiwa pembangkangnya'. Bukannya balik marah, sang pelatih justru menjelaskan secara detail mengenai alasannya menggeber fisik pemain timnas Indonesia menjelang SEA Games 1991.

"Dia enggak marah, selepas pertandingan dia panggil saya dan berkata kalau sepak bola itu dasarnya di fisik. Kalau jeblok, semua sistem permainan tak akan jalan. Memang betul karena membuahkan hasil. Itu yang selalu saya ingat sampai sekarang," tutur Kas Hartadi.

Lebih lanjut, dia membenarkan cerita soal kaburnya sejumlah pemain. Mereka meninggalkan pemusatan latihan timnas Indonesia lantaran tak kuat menjalani program fisik ala Anatoli Polosin. Dari serangkaian persiapan, terpilihlah 18 pemain yang berangkat ke Filipina.

"Setelah bertanding, barulah kami sadar bahwa program fisik itu sangat membantu. Ketika fisik kuat, pemain pasti punya mental dan percaya diri yang kuat. Kami bisa bertanding dalam kondisi prima meski jadwalnya sangat ketat," imbuh Kas Hartadi.

Harapan untuk SEA Games 2019

Partai final melawan Thailand merupakan puncak keberhasilan program Polosin. Kala itu, Thailand lolos ke semifinal dengan status juara Grup A SEA Games 1991. Mereka mencetak empat gol tanpa kebobolan.

Lalu di semifinal, Thailand menghajar Filipina 6-2. Skor itu begitu fantastis, sementara timnas Indonesia lolos ke final setelah mengalahkan Singpura lewat drama adu penalti. 

"Di final kami adu penalti lagi. Kalau tidak punya fisik yang bagus, kami sudah pasti kalah. Saat itu, kami bisa mengimbangi Thailand karena punya fisik bagus. Akhirnya bisa juara," cetus Kas Hartadi.

Kas Hartadi berharap, momen ini kembali terulang pada SEA Games 2019 di Filipina. Dia berpesan agar tim Garuda tetap waspada meski pada masa persiapan berhasil mengalahkan Iran U-23.

"Kita tidak tahu perkembangan skuat Thailand dan Vietnam seperti apa. Kita tetap harus hati-hati. Semoga, tahun ini bisa membawa pulang medali emas seperti 28 tahun lalu," tandasnya.

Kas Hartadi menjadi satu di antara 18 pemain dalam skuat juara SEA Games 1991 yang diulas satu per satu oleh INDOSPORT. Simak ulasan tentang pemain lainnya.

1